“You must love in such a way that the person you love feels free.”
Thich Nhat Hanh
Bandara udara International Changi Singapura adalah bandara internasional yang terletak di di bagian ujung timur pulau Singapura dan merupakan salah satu airport terbaik di dunia.
Seperti namanya, bandara ini terletak di area Changi, yang dulunya disebut Tanjong Rusa. Changi Airport saat itu baru memiliki 3 terminal untuk penumpang, yang dibuka secara bertahap.
Terminal 1 berlokasi di ujung utara, Terminal 2 di ujung timur dan Terminal 3 di ujung barat. Ketiga terminal tersebut menyerupai bentuk huruf U terbalik yang memanjang.
Hal yang merupakan anchor dari tempat ini adalah wangi aroma teh anggrek yang harum nan unik menyebar diseluruh penjuru bandara dimulai dari pintu utama berlanjut ke aula keberangkatan dan di sepanjang aisle yang kami lewati.
Aroma bunga segar menyambut saya bersama mbak Ayu yang baru saja landing menjelang tengah malam. Semerbak yang didominasi oleh wangi bunga anggrek serta sentuhan lembut ylang ylang dan rosa centifola yang identic dengan wangi yang sangat soft.
Jika saya mencoba menghirup lebih dalam lagi , akan terasa aroma Damask rose. Bunga Mawar Damask ini dulunya dibawa oleh orang Ottoman ke Bulgaria dan dibudidayakan secara turun temurun untuk pembuatan rose oil di rose valley, Kazanlak, kota anggun yang letaknya di selatan pegunungan Balkan.
Wanginya tajam sehingga sering dipakai tidak hanya sebagai bahan suling parfume dan kosmetik juga dalam pembuatan wine dan tea. Sensasi paduan keseluruhan aroma tersebut seakan menarik saya ke taman tropis dengan kupu-kupu yang tanpa lelah mengepakkan sayap lembutnya.
Bulan April dan Oktober adalah jadwal terpadat untuk tradeshow dan buyer meeting bagi kami berdua. Malam itu di bulan April, kami baru saja selesai dari pameran back to back di 7 negara dalam waktu kurang dari 2 minggu. Bahkan jika dihitung total transit, ternyata lebih dari 20 kota yang telah kami lalui.
Rasa lelah yang sangat intense seakan baru selesai mengikuti triathlon namun digabung dengan balap karung dan balap kelereng. Butuh konsentrasi penuh dengan kecepatan tinggi namun tetap fun tentunya karena perjalanan tersebut ditemani oleh mbak Ayu.
Setiap malam tak ada habisnya kami bercerita panjang lebar dan cekakak cekikik hingga akhirnya ketiduran sebelum subuh sudah disambut dengan gedebak gedebuk persiapan untuk berangkat ke pameran.
Malam itu badan terasa mengambang dan mata berselimutkan kantuk yang tak tertahankan lagi. Bahkan jetlag pun sudah tak terasa, mungkin karena belum sempat feeling jetlag tiba, kami sudah terbang pindah ke negara yang lain.
Musik dari potongan instrumental “somewhere over the rainbow” , “fly to the moon” dan beberapa music classic lainnya menemani langkah kami menuju salah satu lounge yaitu premium lounge yang terletak di lantai dua transit area.
Sebenarnya tidur di snooze lounge atau pun di kursi didalam cinema yang dibuka 24 jam bisa kami lakukan. Namun malam itu kehangatan mandi dibawah siraman air panas dengan peralatan mandi yang lengkap , makanan yang mengepul hangat dan tidur di proper bed sangat kami butuhkan.
Hidangan khas Singapura seperti laksa dan Indian curry tercium sangat jelas dari tempat kami berdiri di meja receptionist. Terlihat dari kejauhan display cooler dengan pilihan gelato, cheese cake dan aneka truffles . Namun saking rindunya dengan Indonesia, yang terlihat di pelupuk mata adalah es sekoteng , tahu gejrot, ketoprak, bandros, kue cubit dan serabi.
Hati saya tersenyum membayangkan bahwa tidak lama lagi akan disambut oleh makanan Indonesia dan yang utama, sambutan dari suami tercinta. Perasaan lelah saat itu langsung hilang membayangkan begitu besarnya support dan kepercayaan dari Chris kepada saya.
Saya dan mbak Ayu sangat beruntung mempunyai tipikal suami yang menjunjung tinggi hak perempuan untuk bebas berkarya. Tentunya dengan tidak meninggalkan kodrat kami sebagai seorang istri maupun seorang ibu.
Kami merasa tidak terkekang karena bukankah learning how to compromise with your partner without compromising yourself is an act of love ? Tentu semua harus bisa berimbang karena pasangan suami dan istri sejatinya adalah untuk saling melengkapi satu sama lain.
I am so blessed that I can be the best version of myself in my relationships. I was born to live a life that I love, and I am worthy of a relationship that I love being in.
Terima kasih untuk para suami kami tercinta and I miss you so much , mbak Ayu.
“In True Love, You Attain Freedom”
Thich Nhat Hanh
February 6th, 2022