0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Love is taking a few steps backward, maybe even more…to give way to the happiness of the person you love.”

Winnie the Pooh – A good-natured, yellow-furred, honey-loving bear who lives in the Forest surrounding the Hundred Acre Wood

 

Davao city di Kepulauan Mindanao Selatan terkenal sebagai the Durian Republic, bahkan mengalahkan kepulauan lain yaitu Luzon dan Visayas. Selain durian, penduduk Davao sangat creative dalam mengolah dessert, antara lain : Durian Sans Rival, cake klasik berisi kacang mete renyah dibalut kelembutan mentega, creamynya Durian Cheesecake dan Pie Durian  serta  manisnya Durian Leche Flan.

 

Turut hadir dessert eksotis yaitu Crocodile Durian Ice Cream. Keunikannya karena menggunakan kuning telur dan daging dari buaya sebagai bahan campurannya.  Terdapat juga ice cream dengan rasa ostrich vanilla yang merupakan campuran dari  telur burung kasuari.

 

Saya dan mbak Ayu adalah pencinta berat durian, buah yang telah dinobatkan sebagai buah paling exotic di dunia.  Kemana pun kami traveling jika routenya adalah di sekitar Asia pasti kami kejar sampai ke pusat duriannya.

 

Perjalanan business trip ke Davao kali ini membuat kami sangat excited karena berada di salah satu tempat asalnya durian.  Sophie saat itu ikut menemani perjalanan dan ia sangat tidak menyukai durian bahkan mencium baunya sudah membuat kepalanya pusing.

 

Kami sangat aware akan fakta tersebut sehingga tidak berharap bisa  menikmati durian secara langsung tapi setidaknya bisa membeli hasil olahannya berupa kue atau candy.

 

Pagi itu, mentari pagi menyeruak dari balik jendela restaurant tempat kami bertiga sedang menikmati sarapan local. Bangsilog merupakan kepanjangan dari bangus yaitu perut ikan bandeng , sinangag yaitu nasi goreng garlic dan  itlog yaitu telur.

 

Orang Filipina sangat menikmati ikan  sebagai sarapan yang sebelumnya telah direndam dalam cairan cuka, bawang putih, rempah-rempah dan asam.  Cara penyajiannya bisa digoreng  hingga garing, namun pagi ini kami lebih memilih dipanggang hingga lebih renyah.

 

Tak lupa ditemani oleh saus tomat rasa pisang karena penduduknya sangat menyukai rasa agak asam. Terlihat di sudut meja, tas Sophie yang penuh sesak oleh setumpuk paket cinta dari Mbak Ayu. Ia membelikan satu kantung besar aneka coklat swiss dan Belgia yang ia beli khusus untuk Sophie sewaktu transit di Manila sebelum ke Davao.

 

Perhatian mbak Ayu sangat menyentuh hati saya, tidak hanya berupa tumpukan chocolate, tetapi sederet perhatian lainnya. Misalnya, setiap pagi menata rambut Sophie ala princess sebelum berangkat ke venue untuk tradeshow.

Sophie pun sangat menyayangi mbak Ayu dan tak henti selalu ingin di dekatnya. Bahkan di venue pun, sering mampir ke boothnya mbak Ayu. Mereka mengobrol tertawa cekikikan sambil menikmati chocolate dari paket cinta tersebut. Oh, so sweet.

 

Malam itu merupakan malam terakhir sebelum kembali ke Indonesia. Sophie menganjurkan agar kami pergi makan durian langsung di pusatnya yaitu di Magsaysay Park dengan menggunakan becak motor.

 

Ia meyakinkan kami bahwa ia tidak masalah dan dengan senyum tulusnya  sigap menggunakan masker yang diberikan oleh mbak Ayu.  Sepanjang jalan kami terus bertanya karena ingin meyakinkan bahwa ia tak masalah jika mencium bau durian yang sangat tajam. Ia mengangguk dengan yakin serta kilatan mata yang berseri.

 

Sesampai disana kami langsung disambut berbagai jenis durian dengan warna kuning mengkilap mulai dari D-24, D-101, Nanam, Arancillo,  duyaya, Kalabasa,  Puyat, Monthong hingga Sulit. Oh gosh, I am drooling over it.

 

Harga durian sangat murah, hanya sekitar  30 php per kilonya. Kami sangat beruntung karena penduduknya lebih menyukai rasa yang agak asam sehingga durian dengan  rasa manis bahkan jauh lebih murah harganya.

 

Disaat saya dan mbak Ayu menikmati durian, Sophie terlihat berusaha menahan bau yang menyengat. Raut pusing sangat terlihat jelas di wajahnya yang mungil namun berusaha ia tutupi.

 

Di perjalanan pulang saya mengelus rambutnya dan berkata “ Sophie terima kasih yah sayang sudah mau menemani mama dan tante Ayu makan durian.”

 

“Terima kasih yah, Sophie sayang.” Mbak Ayu mengucapkan dengan nada lembut penuh kehangatan.

It’s okay, I am happy melihat mama dan tante Ayu happy.”

 

Seketika hati saya langsung runtuh dan meleleh mendengarkan jawaban singkatnya itu.

 

“Some people are worth melting for.” –Olaf, is by far the friendliest snowman in Arendelle – Frozen movie

 

March 24th , 2022

Bagikan ini:
error: Content is protected !!