“Otak manusia memiliki laci-laci kata tertentu. Setiap laci terkait dengan hormon tubuh, yang menyebabkan state emosi serta perilaku tertentu. Ke laci mana sebuah kata, frase, kalimat, atau narasi masuk, maka hormon tubuh itulah yang terpicu. Bayangkan, bila kamu memahami alur perjalanan kata ini. Bayangkan pula bila kamu tahu caranya, lalu mampu meletakkan kata mana lewat laci otak mana. Saya menyebutnya Hypnowriting. Beberapa orang mungkin memanggilnya neuro linguistik. Tapi apa pun istilahnya, yang saya tahu, kamu sangat memerlukan pengetahuan ini jadi bagian dari pengetahuan kamu.”
Asep Herna – Certified Hypnotherapist Instructor,creative director,copywriter dan penulis buku.
Langit Singapore terlihat diselimuti oleh awan kelabu di saat saya baru saja landing di Changi Airport, Singapore . Sebelum menuju gate berikutnya untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta saya tak lupa menuju salah satu toilet yang unik yaitu powder room.
Ruangan ini adalah surganya bagi wanita yang ingin touch up dengan dekorasi layaknya ruangan tata rias di belakang panggung di mana setiap cermin dihias dengan lampu berukuran mungil yang memancarkan sinar melankolis. Setelah itu melanjutkan langkah ke gate berikutnya dengan santai, oh so peaceful.
Di kegelapan malam yang hanya ditemani secercah cahaya bintang , terdengar nyaring decit roda pesawat disaat menyentuh aspal Bandara Soekarno Hatta.
Saya melenggang keluar tanpa perlu menunggu bagasi dan melompat ke dalam taxi. Keesokan paginya saya segera memesan ojek online karena akan lebih cepat dibandingkan mobil dalam menembus hiruk pikuknya kemacetan ibu kota untuk menuju Depok.
“Ayo, Bang, dikebut. Tapi pelan-pelan, yah”. Disambut dengan keryitan kening dan pandangan mata kebingungan.
Selama perjalanan tak henti saya berdoa agar tidak jatuh karena badan terasa melayang dan kelopak mata terasa berat untuk dibuka, seakan ditimbun oleh tumpukan batu. Saya hanya sempat tidur kurang dari 2 jam tapi keinginan menggebu untuk bisa berada di kelas mengalahkan segalanya.
Sesampai di lokasi saya segera menaiki tangga menuju kelas dan langsung memilih duduk di kursi paling depan. Terlihat mbak Dissy, sosok wanita yang penuh kharisma dan hati selembut kapas.
Sepak terjangnya dalam membantu para single mother dalam komunitas khadijahnya membuat siapapun akan berdecak kagum tanpa henti, termasuk saya.
Acara ini pun bisa diselenggarakan berkat ketulusan mbak Dissy dan kebaikan Pak Asep Herna dalam meluangkan waktunya. Dikelas , beliau mengajarkan bahwa menulis itu bisa dimana saja dan bagaimana menciptakan mood corner.
Saya biasanya hanya bisa menulis di tempat tertentu misalnya di tepi pantai bagian selatan Hong Kong, tepatnya di menara Tsim Sha Tsui Clock Tower.
Seluruh dindingnya dibungkus oleh bata merah dan bongkahan granit berukuran besar sehingga terlihat sangat aristocrat khas Inggris. Tower ini sungguh mengingatkan akan clock tower di kota Leeds.
Setiap kali saya merindukan suasana di Leeds, dengan hanya duduk ditemani semilirnya angin pantai dan menatap clock tower , mood bahagia akan muncul dan sejuta ide akan tumpah ruah muncul di benak saya.
Berkat bimbingan pak Asep, saya tak perlu jauh-jauh ke Hong Kong hanya untuk memunculkan sejuta ide.
Selain ilmu menciptakan mood corner, beliau juga mengajarkan bagaimana menarik kembali memory yang pernah kita alami sehingga setiap detail akan muncul layaknya menonton film.
Cara ini memudahkan untuk mengingat hingga hal detail misalnya nama jenis makanan yang pernah saya nikmati , bentuk gedung yang pernah saya lalui hingga gurat wajah setiap orang yang pernah saya temui.
Saya kebetulan bisa mengetik 10 jari blind typing atau touch keyboading dengan kecepatan lumayan tinggi sehingga hal tersebut sangat membantu dalam menulis di saat flashback.
Hal paling penting yang saya pelajari adalah apapun yang saya tulis tak sekadar hembusan huruf yang dirangkai menjadi denyutan kata. Namun semua itu adalah puntalan doa yang tak bertepi. Saya akan selalu mencoba menulis yang membawa aura positif dan menghindari rentetan kata yang negatif walau pun hanya di social media.
Hati-hati dengan kata karena kata adalah doa.
Dear Pak Asep, thank you for opening my eyes to new stages of my ability and strength. I will forever be grateful for your guidance and kindness.
“Hypnosis is not only a tool to make wonderful changes in your life. It’s a way to de-stress. Your pulse slows. Your blood pressure comes down. When that happens, you see things more clearly. You’re primed for making changes.”
Rhoda Kopy – Director of Hypnosis for Women and Certified consulting hypnotist.
March 15th, 2022