“You know when you eat something whether you like it or not. You know when you watch a movie, whether you like it or not . You know when you watch a movie, whether you like it or not. You know when you read a book, whether you like it or not. But why don’t we ask ourselves after meeting people, completing projects or going to places ? Most of us keep meeting people that take our energy. Most of us keep going to places that drain us of our energy.
All you have to do is ask yourself, does this bring me alive ? Why does it bring me alive ? Really important to know why it works and do I wanna do it again ?”
Jay Shetty – Inspirational speaker
Di salah satu negara antah berantah yang nama negaranya sengaja tidak saya deskripsikan secara jelas untuk menjaga privacy seseorang, saya dan mbak Yovi sedang mengikuti tradeshow.
Harga booth yang tinggi membuat kami melakukan sharing cost untuk menghemat biaya dan karena membeli booth di pojok sehingga kami berinisiatif mengajak salah satu teman.
Ia sedari dulu ingin sekali ikut pameran international sehingga saya dan mbak Yovi memberikan kesempatan tersebut dan sengaja meng-hire dua sales promotion girl untuk membantu menjaga booth.
Hari pertama tradeshow, saya sudah datang sedari pagi namun sibuk mencari cafe untuk membeli warm tea karena kettle yang selalu saya timang dan bawa kemana-mana tertinggal di kamar hotel.
Disaat mendekati booth, sayup-sayup terdengar ia berusaha menjadi SPG dadakan untuk product mbak Yovi yang mendapat inquiry dari buyer yang tertarik akan quality tas rotannya.
Saya masih berdiri dibalik dinding, tepat disamping booth dan hampir terceguk disaat mendengar ia berkata, “Product tas rotan ini lebih mahal.” mencoba melarang saat buyer bule ingin mengambil kartu nama mbak Yovi.
“Saya bisa tawarkan harga yang lebih murah dengan quality yang lebih bagus, ini kartu nama saya.” Buyer kemudian berjalan ke sisi yang lain.
“Oh itu horn jewelry, sudah export tapi saya bisa tawarkan yang lebih murah, ini kemahalan, Sir.”
“I will take her business card dan akan kembali lagi nanti. Thank you, good day.” Nadanya ketus karena dihalang-halangi sedari tadi untuk mengambil kartu nama saya dan mbak Yovi.
Terdengar kembali ibu itu berkata ke kedua SPG kami, “ Jangan cerita apa-apa yah ke bu Sarah dan Bu Jovi, itu tadi hanya sekadar bercanda.” Tertawa kecil tanpa nada bersalah sedikit pun.
“Tapi bu,” Terdengar mereka serempak protes dengan nada ketakutan .
Saya berjalan menjauh dan segera memberitahukan kabar yang membuat shock tersebut via telpon ke mbak Yovi.
Lima belas menit kemudian saya memasuki booth seakan tidak mendengarkan pembicaraan sebelumnya. “Hello ibu, maaf agak telat datangnya karena tadi cari penjual teh dahulu.”Ia pun melepaskan senyum yang terlihat tidak tulus.
Tak lama mbak Yovi datang dan disaat kami bertiga sedang duduk mengobrol, buyer Jepang menghampiri dan tertarik dibuatkan candle holder dari bahan buffalo horn.
Disaat ia memberikan ide dan konsultasi mengenai design, tiba-tiba dengan muka polos ibu tersebut menghampiri dan memberikan kartu namanya.
“Hello, sorry to disturb you, silakan mampir melihat product saya, high quality juga .” Tanpa menegok ke saya seakan tidak ada disitu.
Buyer Jepang dan saya saling berpandangan seakan tak percaya mendengar ucapannya barusan seraya menengok ke arah Mbak Yovi dengan mata saya terbelalak dan mulut terbuka lebar karena shock.
Saya pun berusaha meredam suasana risih dengan attitude yang sangat tidak common terjadi dipameran tingkat international seperti sekarang dan segera meminta maaf on behalf of her.
Disaat ibu tersebut meninggalkan booth untuk mencari lunch, saya langsung berbisik ke mbak Yovi.
”Wow, koq ada orang seperti itu yah, mbak.”
“Jangan kita ajak lagi sharing booth bersama, Sarah.”
“Iya mbak Yov, never ever, tetapi tetap kita kasih info jadwal pameran. Kita lagi musafir dan sedang teraniaya , yuk kita doa yang baik saja untuk dia agar bisa kembali ke jalan yang lurus.”
Kami pun mulai menguntai doa bersama dengan cara berdoa sesuai dengan agama kami masing-masing. Saya menengadahkan tangan dan mbak Yovi menelungkupkan tangan di dada. Amin.
“Just because you lost me as a friend doesn’t mean you gained me as an enemy. I’m bigger than that , I still wanna see you eat , just not at my table.”
Tupac Shakur – American rapper and actor
April 24th, 2022