0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

Daphne Sheldrick, wanita bernama lengkap Dame Daphne Marjorie Sheldrick dikabarkan telah berpulang ke haribaan Sang Pencipta pada tanggal 12 April 2018 lalu. Ini merupakan salah satu berita duka cita bagi dunia karena telah kehilangan seorang tokoh konservasionis gajah yang berdedikasi tinggi.

 

Daphne adalah seorang konservasionis dan ahli ternak berdarah Kenya-Inggris. Ia menghabiskan masa hidupnya selama kurang lebih 83 tahun (4 Juni 1934 – 12 April 2018). Keahliannya terutama berada dalam hal membesarkan dan mereintegrasi gajah yatim piatu ke alam bebas selama lebih dari 30 tahun.

 

Sebelum benar-benar terjun sendiri mendirikan pusat perlindungan hewan, Daphne memang telah lama berkecimpung dalam bidang tersebut. Ia dan suaminya, David Sheldrick, mendirikan Taman Nasional terbesar di Kenya bernama Tsavo East. Setelah suaminya meninggal, Daphne kemudian mendirikan David Sheldrick Wildlife Trust (DSWT), yaitu sebuah program rehabilitasi dan penyelamatan gajah yatim piatu.

 

Program rehabilitasi tersebut didirikan sejak tahun 1977 di Nairobi, Kenya. Hingga kini mereka sudah dikenal baik atas kontribusinya terhadap konservasi hewan, terutama gajah. Para wisatawan pun dapat melihat langsung bagaimana bayi-bayi gajah yang yatim piatu dibesarkan dengan botol susu dan bermain-main di lumpur dengan bebasnya.

 

Daphne adalah orang pertama yang berhasil membesarkan gajah dan badak yang baru lahir. Ia telah menyelamatkan lebih dari 230 gajah yatim di Kenya, juga banyak bayi gajah dari negara-negara lain di seluruh Afrika dan India. Daphne pernah mengatakan dua tahun lalu jika perburuan gading gajah masih terus berlangsung, maka gajah-gajah hutan Afrika (yang terkecil dari tiga spesies gajah) akan punah pada tahun 2025.

 

Daphne tentunya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Oleh karena itu, Daphne berusaha dengan sekuat tenaga untuk selalu melindungi bayi-bayi gajah yang kehilangan ibunya akibat perburuan gading, mati karena sering terjadi kekeringan, atau konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar. Dengan demikian, bayi-bayi gajah tersebut dapat meregenerasi dan kepunahan pun dapat dihindari.

 

DSWT didirikan dengan tujuan untuk menyediakan sarana konservasi, pelestarian dan perlindungan satwa liar di Kenya. Di tangan Daphne, tempat ini berhasil menjadi yang paling sukses menyelamatkan bayi-bayi gajah dan merehabilitasi mereka.

 

Dalam hal tersebut, DSWT menyediakan Anti-Poaching Teams, Mobile Veterinary Units and Aerial Surveillance, dan Sky Vet yang bekerja sama dengan Kenya Wildlife Service. Selain itu, DSWT juga menyediakan proyek lain yang bertujuan untuk melindungi lingkungan alam dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui Saving Habitats and Community Outreach.

 

Selama ini, bayi gajah yatim piatu yang diurus DSWT dibesarkan dengan susu botol. Usaha keras yang dilakukan Daphne selama 28 tahun untuk menemukan formula susu ajaib yang dapat membuat bayi gajah tetap hidup terbayar dengan hasil yang memuaskan. Racikan susu tersebut terbukti telah menyelamatkan banyak bayi gajah yang tidak bisa bertahan hidup tanpa susu di bawah usia dua tahun.

 

Namun ternyata susu saja tidak cukup untuk membuat para bayi gajah itu bertahan. Dibutuhkan pula penjaga selama 24 jam sehari bersama gajah. Hewan ini termasuk makhluk sosial dan emosional yang seringnya sangat trauma ketika tiba di panti asuhan, apalagi gajah yang masih bayi. Bayi gajah sangat rapuh jiwanya. Ketika mereka sudah berusia di atas dua tahun, barulah mereka bisa dipindahkan ke Tsavo East untuk melatih kemampuan bertahan hidupnya.

 

Daphne selalu berada di samping gajah selama hidupnya. Berkat kerja keras tersebut, Ia pernah diberi penghargaan oleh Queen Elizabeth II pada tahun 2006. Sang ratu menunjuk Sheldrick Dame Commander sebagai “the Most Excellent Order of the British Empire”, knighthood pertama di Kenya yang dianugerahkan sejak negara tersebut meraih kemerdekaannya di tahun 1963. Tidak hanya itu, penghargaan demi pernghargaan juga banyak diraih oleh Daphne.

 

Kini wanita tangguh ini telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Ia menghembuskan napasnya pada tanggal 12 April siang setelah berjuang melawan penyakitnya, yaitu kanker payudara. Meskipun kini Ia telah tiada, namun apa yang telah Ia lakukan selama hidupnya akan selalu dikenang dunia.

 

Begitu banyak hal yang telah Ia perbuat, warisan yang tidak ternilai harganya dan perubahan yang telah Ia ciptakan untuk konservasi di Kenya tidak akan tertandingi. Setelah perjuangannya, semoga Daphne Sheldrick dapat menginspirasi masyarakat global untuk selalu menjaga kelestarian hewan dan lingkungan alam. Selamat jalan, Daphne Sheldrick.

 

daphne sheldrick daphne sheldrickdaphne sheldrick daphne sheldrick daphne sheldrickdaphne sheldrick daphne sheldrick

Bagikan ini:
error: Content is protected !!