Misi eco Louis Vuitton telah di lakukan oleh LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE atau lebih dikenal sebagai LVMH. Ia adalah konglomerat barang mewah multinasional dari Perancis, Eropa dan berkantor pusat di Paris. LVMH adalah salah satu kelompok pertama yang mendirikan Departemen Lingkungannya sendiri yaitu pada tahun 1992 dimana tahun KTT mengenai Bumi diadakan di Rio. Tahun ini, Departemen Lingkungan Grup merayakan ulang tahun ke 26.
LVMH, selain memiliki rumah mode Louis Vuitton juga merupakan pembuat champagne Moet & Chandon diantara 70 bisnis lainnnya. Ia mengatakan perusahaannya akan menyumbangkan 30 euro kepada dana karbon internal untuk setiap ton emisi CO2 yang mereka hasilkan ditahun 2018 ini, naik dari yang sebelumnya hanya 15 euro. Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk membangunan isolasi dan proyek lingkungan lainnya.
LVMH memang jarang mempublikasikan target keberlanjutannya, berbeda dengan saingan mereka yaitu Kering yang berbasis di Paris. Namun mereka tetap bekerja pada langkah-langkah lain seperti meningkatkan pangsa barang-barang kulit yang bersumber dari pengawasan ketat hingga 70 persen pada tahun 2020.
Klien mereka lebih sensitif terhadap fakta bahwa produk yang dikonsumsi harus menghormati lingkungan sehingga sangat logis jika mereka tetap membuat perubahan dan membicarakan tentang program berkelanjutan.
Hal ini tak mengherankan karena konsumen makin peka terhadap bagaimana pakaian dan aksesori dibuat, dengan beberapa perusahaan fast fashion khususnya menjadi bahan pembicaraan atas penggunaan pekerja yang eksploitatif atau penggunaan kain yang bisa mendorong polusi. Pada barang super mewah seperti Louis Vuitton, perusahaan telah berhati-hati untuk melindungi standar dan citra mereka, walaupun mereka masih terkadang memamerkan model pada mantel bulu.
Namun Louis Vuitton berusaha mendukung dalam koleksi lain, salah satu contohnya adalah mendesain tas Gaia Monogram Cerise dengan hanya menggunakan kulit samak nabati.
Misi Eco Louis Vuitton Terhadap Karyawannya
Louis Vuitton telah melakukan pelatihan dan keterlibatan karyawan. LIFE 2020 (LVMH Initiatives For the Environment) diluncurkan dua tahun lalu yaitu pada tahun 2016.Ini adalah akademi lingkungan untuk melatih karyawan tentang eco-design yang berupa koleksi materi online dan berusaha memperkenalkan desainer dan pengembang terhadap lebih dari 300 materi yang ramah lingkungan.
Selain itu mereka juga memberikan penghargaan LVMH Store Environment Awards terhadap butik LV yang paling mengedepankan eco di dalam desainnya di antara 4370 total toko yang mereka miliki diseluruh dunia. Tahun ini adalah kali kedua di selenggarakan pada 17 Mei atas prakarsa Direktur Pelaksana Grup, Toni Belloni dan Direktur Lingkungan, Sylvie Bénard.
Langkah lain adalah dengan kepedulian mereka terhadap keanekaragaman hayati. Louis Vuitton telah terlibat dalam menyelamatkan lebah dengan mendukung ilmuwan dan organisasi sukarela setempat selama beberapa tahun terakhir.
Misi Eco Louis Vuitton Dalam Daur Ulang
Menurut Rankabrand.com, LV menerima laporan skor D, yang berarti berpegang pada kode etik serta daur ulang dalam sistem pengemasan mereka. Kotak Krug baru yang di luncurkan merupakan kemasan baru untuk pelanggan yang terbuat dari kertas bersertifikasi FSC yang mencakup lebih dari 40% serat daur ulang.
Untuk memulihkan sebagian dari limbahnya, LVMH menggunakan platform CEDRE (Environmental Center for Environmental-Friendly Packaging Elimination and Recycling). CEDRE telah mendaur ulang 2.023 metrik ton limbah yang sangat beragam pada tahun 2016. Louis Vuitton mengirim barang-barang ke platform, termasuk produk-produk berbasis alkohol yang sudah usang, bahan iklan dan penguji yang digunakan di toko-toko, serta kemasan kosong yang dikembalikan oleh pelanggan dan selanjutnya menggunakan platform untuk mendaur ulang bahan tersebut.
Selain itu, Louis Vuitton juga bermitra dengan UNICEF pada tahun 2016 untuk memberikan dukungan kepada anak-anak di seluruh dunia yang membutuhkan bantuan dalam rangka mendukung misi eco Louis Vuitton terhadap lingkungan dan juga secara sosial.
