0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

Tas sekolah berpanel surya dibuat oleh Rethaka, sebuah perusahaan start-up asal Afrika yang menjadi terobosan luar biasa. Tas ini dapat menyala dalam gelap dan menjadi penerang dalam rumah. Lebih menakjubkannya lagi tas ini dibuat dari sampah plastik yang didaur ulang sehingga dapat mengurangi polusi di bumi.

 

Hidup di daerah yang tidak mendapat akses listrik tidaklah mudah. Seperti halnya yang terjadi di Afrika Selatan, terdapat banyak masalah yang ditimbulkan dari ketiadaan listrik dan kondisi serba kekurangan penduduknya. Misalnya, setiap hari rata-rata tiga orang anak di Afrika Selatan tewas di jalanan. Pemasangan lentera kerosin cukup berisiko tinggi karena dapat membunuh setidaknya tiga juta orang setiap tahun dan mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

 

Beruntunglah kita yang tinggal di kota dengan akses penerangan yang sangat mencukupi saat malam hari karena bagi banyak anak yang tinggal di desa yang serba kekurangan di wilayah Afrika Selatan yang tidak mendapat listrik, malam hari layaknya mimpi buruk bagi mereka.

 

Ketika bel pulang sekolah berbunyi, bagi anak-anak di sana tidak hanya bermakna bahwa jam pelajaran telah usai. Itu juga menjadi pertanda dimulainya perjuangan berat melalui jalanan yang padat dan berbahaya untuk dapat sampai ke rumah tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan rumah mereka sebelum matahari terbenam.

 

Banyak anak-anak sekolah yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumah mereka karena tidak dapat belajar dalam keadaan gelap gulita di malam hari. Keterbatasan finansial membuat keluarga anak-anak tersebut tidak dapat membeli cukup lilin untuk menerangi rumahnya setiap hari dan menyebabkan anak-anak tidak memiliki tas sekolah.

 

Kondisi tersebut merupakan hal yang sangat umum terlihat bagi Thato Kgatlhanye, Perempuan muda ini melihat masalah itu terjadi setiap hari di desanya di Rustenburg, tepatnya di sebuah komunitas penambangan di provinsi North West, Afrika Selatan. Thato pun memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dapat memberi solusi terhadap masalah tersebut.

 

Awalnya Thato belum berpikiran untuk membuat tas sekolah berpanel surya. Ia  hanya terpikir untuk membuat tas sekolah dari bahan daur ulang karena ia menyaksikan sendiri para siswa membawa kantong plastik berisi buku-buku pelajaran.

 

Momen itulah yang membuatnya terpikir untuk menciptakan tas sekolah hasil upcycling sampah kantong plastik. Namun, pada suatu hari ketika sedang melakukan percobaan produk, ada seseorang yang menyampaikan ide pada Thato untuk membuat tas yang dapat mengeluarkan cahaya. Ide tersebut kemudian diterima dan diaplikasikan Thato pada produk tas buatannya.

 

Tas yang ia buat terbuat dari 100% material plastik mentah yang ramah lingkungan, kedap air, dan dengan desain yang unik. Terlebih lagi tas ini dapat memancarkan cahaya dalam gelap.

 

Thato menyadari bahwa masalah yang dihadapi anak-anak sekolah di desanya bukan hanya ketiadaan biaya untuk membeli tas, melainkan juga untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya sepulang sekolah. Yang terlintas dalam benaknya saat menciptakan produk ramah lingkungan ini adalah jika seorang anak tidak memiliki penerangan saat matahari terbenam, maka tidak ada yang dapat dilakukan selain tidur.

 

Dengan alasan tersebut maka Thato berniat untuk membantu keluarga yang tidak mampu yang mungkin hanya memiliki satu lilin untuk seminggu agar anak-anak mereka dapat fokus pada pekerjaan rumahnya tanpa harus mengkhawatirkan dinamika kehidupan keluarganya.

 

Tas yang dibuat Thato memiliki sebuah kantong di bagian tengahnya untuk menyimpan panel surya. Panel tersebut dapat menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Pengisian energi pada panel tersebut dapat dilakukan selama anak-anak membawanya saat mereka berjalan menuju dan kembali dari sekolah.

 

Panel surya akan secara otomatis menyalurkan tenaga surya ke charger yang terhubung dengannya. Saat sampai di rumah, tas tersebut dapat berubah fungsi menjadi lampu dengan hanya memasukkan charger ke wadah lentera dan cahaya akan memancar memenuhi seisi rumah. Lampu tersebut dapat menyala selama 6-12 jam.

 

Tali bahu pada tas juga terbuat dari bahan reflektif yang dapat memantulkan cahaya sehingga memudahkan pemakainya melewati jalanan gelap di malam hari. Dengan demikian, tas ini menjadi salah satu cara untuk menerangi jalanan di Afrika Selatan yang tidak difasilitasi dengan lampu jalan.

 

Dengan dibuatnya tas ini tidak hanya dapat menolong anak-anak dalam hal sekolah, tapi juga menyediakan lapangan kerja bagi orang dewasa. Selain itu, produk ini juga turut serta memulihkan bumi dengan mengurangi sampah plastik yang mencemari lingkungan.

 

Thato membuktikan bahwa sampah yang tidak terpakai pun dapat memberi nilai baru yang melampaui daur ulang barang-barang bekas. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau mencobanya, sama halnya dengan Thato yang mencoba melakukan perubahan dengan membuat tas sekolah berpanel surya.

 

tas sekolah berpanel surya tas sekolah berpanel surya tas sekolah berpanel surya tas sekolah berpanel surya tas sekolah berpanel surya tas sekolah berpanel surya

Bagikan ini:
error: Content is protected !!