0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“What we forget doesn’t disappear, it quietly waits for a reason to return.”

 

Kami hampir mencapai puncak tangga ketika Sophie menoleh, jemarinya memegang tali kalung badge bertuliskan exhibitor. Badge itu bergoyang pelan, mengikuti langkahnya yang ringan namun penuh arah.

 

“Mama,” ucapnya lirih, matanya berbinar seolah menemukan potongan ingatan yang selama ini terselip. “I thought… few months ago when we came here, we could just take the shuttle bus from this station and drop us off at BITEC?”

 

Saya mengangguk perlahan. “Oh, iya sayang.” seakan kalimat itu menarik kembali satu halaman lama dari ingatan yang sempat tertimbun oleh pagi yang diam-diam menyelipkan banyak pelajaran. “Ada free shuttle, jadi kita tidak perlu naik skytrain ke Bang Na Station.”

 

“Yes, I remember, when I looked at my badge, it all came back. They only let us on the shuttle after we showed this, right?” ucapnya sambil menunjuk  badge yang tergantung di lehernya, senyumnya merekah, seakan menemukan kepastian dalam detail kecil yang sempat terlupa.

 

Saya ikut tersenyum, kembali mengangguk. “Betul, sayang. Ingatan Sophie tajam.”  “Yeah, I also remember the bus takes a bit longer because it has to go around the U-turn first,” lanjutnya, nadanya seperti sedang menelusuri peta kecil di dalam kepalanya.

 

Kami berjalan ke arah tempat shuttle bus, menyusuri lorong yang dipenuhi bayangan penumpang dan deru machine yang tak pernah benar-benar reda. Pengumuman dalam bahasa Thailand terdengar samar di belakang, seperti gema kota yang melanjutkan harinya tanpa ada jeda.

 

Saya pun sadar, bahwa kenangan bukan semata tentang tempat yang pernah kita datangi, melainkan tentang siapa yang membawanya kembali ke permukaan, dengan satu kalimat, satu senyuman, atau bahkan satu badge kecil yang bergoyang pelan di leher.

 

“The past doesn’t shout, it gently returns through small things, asking us to pause and remember.”

Part 27.

Bagikan ini:
error: Content is protected !!