“The good driver sees the organic flow of all the cars on the road and becomes one with the flow upon joining it.” Haemin Sunim
Angin sore masih berembus pelan ketika ibu pemilik warung membersihkan botol plastic yang terselip di pasir. Gerakannya sempat terhenti dan pandangannya tertuju pada ombak yang datang silih berganti, membawa apa saja yang terjatuh ke pantai.
“Banyak sekali sampah plastiknya ya, Bu,” komentar Sophie dengan nada iba, menatap botol-botol yang terkumpul di dekat kaki ibu itu dan ia tersenyum tipis.
“Kalau dipikir satu-satu memang bikin capek, Nak. Tapi warung di pantai memang begini, selalu ada saja yang terbawa ombak. Kalau saya terima sebagai bagian dari pekerjaan, rasanya lebih ringan.”
Nigel ikut menoleh, mendengarkan dengan wajah penasaran. Sophie, dengan rasa ingin tahunya langsung bertanya, “Maksudnya bagaimana, Bu?” Ibu itu tertawa kecil.
“Kalau saya cuma sibuk mengeluh, hati saya cepat capek. Tapi kalau sadar semua ini bagian dari kerja di pantai, saya bisa menyapunya dengan lebih tenang.” Saya terdiam menatap laut, mencoba menyimpan kata-katanya.
Ada sesuatu yang sederhana tetapi dalam. Seperti ombak yang membawa macam-macam ke tepi, hidup pun selalu datang dengan hal-hal yang kita sukai maupun tidak.
Ketenangan ternyata hadir bukan ketika semuanya bersih dari beban, tetapi ketika kita bisa melihatnya sebagai bagian dari satu aliran yang utuh.
“The bad driver does not see this flow as a whole and thinks only of how he himself is driving.” Haemin Sunim
Part 3.