Gaya hidup fast fashion membuat para pemuja fast fashion juga mempunyai kecenderungan membuang barang-barang fashion yang mereka beli secepat mereka membeli pakaian fast fashion tersebut. Mari kita tinggalkan tentang bahasan dunia politik dan mari kita membahas hal-hal yang berhubungan kemanusiaan dari hati yang paling dalam. Tidak ada keraguan bahwa di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, jarak pendapatan antara orang kaya dan orang miskin yang sangat besar merupakan salah satu sebab yang perlu di tangani.
Pada saat yang sama, jika kita mundur selangkah dan membandingkan diri kita secara global, Hak istimewa bahwa banyaknya orang yang berpenghasilan tinggi adalah realita. Hak istimewa ini bagi sebagian besar dari kita adalah hasil dari sekadar dilahirkan di lingkungan yang tepat pada waktu yang tepat.
Intinya adalah jika Anda saat ini bisa membaca tulisan ini, Anda tentunya cukup istimewa karena memiliki akses ke computer dan internet sedangkan banyak orang yang masih di belahan dunia yang sama bahkan tidak memiliki akses ke air minum bersih seperti di desa-desa terpencil , baik di negara kita atau pun di negara tetangga sekitar.
Hak istimewa yang di maksud disini mencakup banyak hal seperti peluang dalam hal keuangan, agama, serta kebebasan politik yang tidak ada di wilayah lain di beberapa belahan dunia.
Keunggulan hidup di tempat yang mempunyai fasilitas yang lengkap dan keuangan yang memadai tidak hanya memberi kita kesempatan untuk unggul, tetapi sebaliknya memberikan peluang bagi kita untuk hidup di dunia yang terlalu cepat.
Kelebihan ini ada di sekitar kita, seperti kelebihan dalam hal makanan, terutama berapa banyak yang kita ambil dan buang, bahkan untuk kelebihan informasi yang berlebihan, yang membuat kita terpaku pada telepon genggam kita.
Kelebihan ini khususnya yang ingin kita bahas di sini adalah karena trend fast fashion merajalela dimana-mana, maka kita melakukan pembelian berlebihan, khususnya pakaian dan aksesoris fashion lainnya.
Kita tentu saja bukan orang yang pertama yang meneliti dunia “mode cepat” atau fast fashion, tetapi kami ingin menekankan perspektif bahwa mereka yang memiliki hak istimewa adalah orang-orang yang akan memberikan dampak negatif terhadap diri mereka dan juga orang lain untuk kelangungan bumi ini.
Disadari atau pun tidak, masyarakat kita benar-benar harus mulai berpikir seperti warga negara global dan memahami apa yang terjadi saat ini.
Gaya Hidup Fast Fashion: Bagaimana Cara Anda Membeli, Begitulah Cara Anda Membuangnya
Berdasrkan sebuah penelitian terhadap 2.000 wanita di Inggris di Eropa dan menemukan bahwa rata-rata, wanita hanya mengenakan pakaian 7 kali sebelum melemparkannya ke bagian belakang lemari atau membuangnya.
Berdasarkan survey, rata-rata orang Amerika membuang 37 kilogram limbah tekstil per tahun. Kita harus mulai memikirkan tentang limbah lingkungan dan jejak karbon yang dihasilkan dan membuat para pekerja dalam dunia fast fashion tersebut dalam bahaya.
Pasti masih jelas dalam diri kita, bagaimana runtuhnya gedung Rana Plaza pada tahun 2013 di Bangladesh yang menewaskan 1.130 orang karena para pekerja dipaksa untuk terus bekerja dalam kondisi berbahaya demi tuntutan gaya hidup fast fashion.
Mode yang cepat sangat berbahaya pada begitu banyak tingkatan masyarakat kita, tidak hanya pada lingkungan juga pada akhirnya pada dompet kita. Meskipun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa para pembeli menghabiskan lebih sedikit penghasilan mereka untuk pakaian daripada beberapa dekade yang lalu, kami mempertanyakan apa sebenarnya total biaya kepemilikan dari pakaian murah itu kepada konsumen?
Gaya Hidup Fast Fashion dan Dampak Lingkungan
Sudah menjadi kewajiban moral bagi kita semua orang yang cukup beruntung dengan karena hidup di negara yang berkembang atau bahkan maju untuk memastikan bahwa keputusan kita tidak merugikan mereka yang kurang beruntung di negara penghasil fast fashion tersebut termasuk di negara kita sendiri yaitu Indonesia.
Mulailah dengan perubahan kecil dengan setidaknya mengenali apa konsekuensi dari industri gaya hidup dengan mode cepat tersebut. Lagi pula, gaya hidup kita lah yang mendorong kenaikan permintaan garmen dan segala aksesoris duni mode lainnya. Kita sebagai pembeli memiliki pengaruh paling besar baik sebagai konsumen. Kita perlu sadar dan membuat keputusan etis, karena ini akan memiliki efek seperti riak air pada orang-orang secara lokal dan global, mendorong industri, dan yang paling penting tentunya menenangkan hati nurani kita. Kita bisa merasakan Revolusi Mode datang dan kami ingin Anda menjadi bagian darinya untuk mengambil keputusan yang tepat agar tidak terpengaruh dalam gaya hidup fast fashion.