“Purpose is not only where you are going. It is the way you choose to live while you are on the way.”
Taxi terus melaju, melewati deretan gedung dan lampu yang perlahan memudar. Kami melewati seorang pejalan kaki yang tampak terburu-buru menyeberang. Ia menoleh sebentar, lalu kembali menatap jalan.
“You know,” katanya pelan, “people talk a lot about how far they want to go. But not many talk about what kind of person they want to be on the way there.” Kata-kata itu seperti tinggal menggantung.
Saya menunduk sedikit, seolah ingin menahan kalimat itu agar tidak berlalu begitu saja. Tiba-tiba terasa jelas bahwa perjalanan bukan hanya tentang sampai di tujuan karena ada hal lain di dalamnya.
“Sometimes, we chase progress so fast, we forget to check our heart. We keep moving, but we lose gentleness. We forget kindness. We forget to stay human.”
Saya mengangguk perlahan. Bukan karena ingin terlihat mengerti, tetapi karena memang terasa benar.
Ada banyak langkah yang tampak besar, tetapi tidak selalu membuat kita bertumbuh. Ada juga langkah kecil yang justru pelan-pelan membentuk siapa kita.
“Maybe that is why purpose matters. Not only to keep us moving, but to remind us who we are while we walk.” saya menanggapi pelan. Taxi terus meluncur, tapi percakapan kami berhenti sebentar di dalam hati.
“Real strength is not about how much you push yourself. It is how gently you carry your heart while you keep going.”
Part 38.
