“Some feelings return in the same shape, no matter how much time has passed.”
Angin masih bergerak ringan di luar jendela saat mobil terus melaju. Tapi pikiran saya perlahan kembali pada kejadian serupa ketika mereka masih kecil yang entah mengapa, ingatan itu masih lekat dalam ingatan.
Beberapa hari yang lalu, kami keluar dari salah satu gedung. Sophie dan Chloe mendekati jendela dari sisi tempat duduk Chris yang masih menunggu di dalam mobil. Mereka melambai serentak ke arahnya, lalu mendekat ke kaca.
Dua pasang tangan yang kini sudah tak kecil lagi mulai menggambar di permukaan jendela yang masih sedikit buram oleh sisa hujan pagi itu. Gerakan mereka tetap seperti dulu, alami, ringan, dan tanpa keinginan untuk mendahului.
Mereka menggambar wajah tersenyum, lalu lanjut menggambar bentuk love versi masing-masing. Tangan mereka berdampingan, bergerak bersamaan, seolah tak pernah kehilangan kebiasaan semasa kecil itu.
Begitu selesai, mereka menoleh ke arah Chris lalu berlari kecil ke sisi mobil yang satunya.
Jendela dibuka perlahan dan dua senyum lebar menyembul bersamaan. Ada tawa kecil yang singkat, tapi cukup untuk membuat hati saya hangat.
Di mata saya, mereka tetap dua anak yang tidak pernah kehilangan cara sederhana untuk mengungkapkan perasaan. Tanpa perlu menunggu moment besar , cukup dengan satu goresan gambar di kaca.
“Time doesn’t change the way some hearts reach out.”
Part 12.

