“Don’t be afraid of new beginnings, new people, new energy, new surroundings, and new challenges. Embrace new chances at happiness.” – Jay Shetty
Beep
“Sarah, aku berangkat dari Jogjakarta jam lima pagi menuju Jakarta. Kamis malamnya aku buat kue, Jumat sorenya aku kirim ke kamu.”
Pesan singkat dari Mbak Yovi muncul di notification.
“Wah terima kasih banyak tapi tidak apa kalau tidak sempat, semoga bisa road trip ke Semarang lagi dan nanti mampir cobain langsung di dapur mbak Yov.”
“Aku pengen banget kamu ngerasain kue yang aku buat dengan De Grunteman.Pokoknya sekarang bikin bolu jadul tidak riweh. Dulu harus campur 3 jenis butter sekarang cuma satu, De Grunteman. Lebih lembut, gurih, wangi, pokoknya beda banget.”
“Awww senang dengarnya, mbak Yov.” Saya tersipu malu dan hidung kembang kempis mendengarkan testimoninya. Tak lama pembicaraan berhenti dan saya tertidur.
Keesokan paginya muncul notifikasi baru dari mbak Yovi dengan foto cake.
“Sarah bukan ngeprank, tas kuenya pakai yang dari wakil sultan Jogja ( Pakualam) karena kemarin dapat ketan kolak apem ( nyadran ) dari beliau, tapi isinya kue made by me koq.“ sambil mengirimkan foto kantung berwarna hijau yang menggantung tepat di hadapannya.
Paket cinta akhirnya tiba namun karena bulan puasa harus puas hanya menghirup wangi kuenya dan mencolek-colek seperti apa moistnya hingga adzan maghrib akhirnya tiba.
“Mbak Yov, anak-anak suka. Tadi aku kasihkan ke Chris tapi tidak bilang dari siapa karena mau tahu pendapat jujurnya , kan Chris selama ini yang jadi juri setiap trial bikin keju dan butter. Chris penasaran beli dimana karena kuenya mirip banget dengan cake buatan Omanya. Rasa Belanda banget.”
“Terima kasih, Sarah.”
“Ini jawaban jujur, enak banget. Selama dua tahun lebih aku sempat menghilang dari peredaran, ternyata mbak Yovi belajar baking hingga sehebat ini dan di waktu yang sama , aku pun belajar bikin keju dan butter Belanda. Seakan janjian biar matching yah, mbak.”
“Iya Sarah, anak-anak sering pesan makanan online, sedangkan tidak tahu sehat tidaknya, jadi mending belajar bikin sendiri. Tidak tahu kenapa, aku cinta banget baking, kalau tidak ketemu aroma butter, baju kotor karena tepung, meja berantakan berasa ada yang kurang.”Menerangkan dengan hati yang berbunga-bunga.
“Ayo buka toko kue. Aku dukung jadi team hore. Nanti aku pegang rebana dan gelar karpet merah pas upacara pembukaannya”. Saya mulai mengompori dengan penuh semangat.
“Iya Sarah, rencananya nanti kalau Revi sudah lulus memang cita-citanya buka cafe. Dia suka baking dari kecil.”
“Amin semoga tercapai.”
Kami pun tertawa secara virtual, mbak Yovi dengan ciri khas ketawanya yang kalem dan cekikikan saya yang kencang memekakkan telinga .
“Aku pun design baju juga sekarang, Sarah. Aku gambar-gambar terus sama kakaknya Arief yang pembatik di canting. Selain batik tulis, ada juga yang batik cap sama lurik.” Mbak Yov mulai menerangkan dunia barunya.
“Lihat mbak designnya.” Dengan nada penasaran.
“Ini Sarah, selalu sold out setiap fashion show.” Mengirimkan beberapa foto via whatsapp.
“Wah, hebat banget mbak. Aku juga sekarang memulai tantangan baru yang bukan duniaku sama sekali. Aku mentoring start up dari Italy dan India di mata kuliah social entrepreneurship di kampus Eropa. Kalau yang di Africa, aku mentoring di Cherie Blair Foundation yang di Inggris.”
“Pandemic membuat kita melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan kalau kita bisa yah mbak.”Saya melanjutkan sembari merenung.
Lebih dari dua tahun lost contact, ternyata ikatan batin kami tetap saling connecting, sama-sama sibuk menantang diri sendiri dan mencoba dunia dan wawasan yang baru.
Saya sadari kalau hidup ini ibarat roller coaster yang tidak pasti. Saya dapat memilih untuk menerima dan menikmati tantangan selama pandemic dengan terus belajar sepanjang jalannya, atau pilihan lain adalah memberontak melawan semua tantangan hingga membenci setiap momen perjalanan. Semuanya terserah saya.
Tantangan dalam hidup adalah sebuah pemberian dari Allah dan itu dapat saya gunakan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan perbaikan diri.
Pada akhirnya, dibalik tantangan tersebut adalah menggunakan apa yang saya pelajari saat tumbuh agar bisa menjadi the best version of myself.
Dear me, you glow differently when you have good people with good intentions in your life. I am glad you choose your circle wisely.
Dear Mbak Yov, I am glad that we can celebrate our growing together.
“A new challenges keeps the brain kicking and the heart ticking”
Unknown
April 12th, 2022

