“We feel lighter when we stop polishing every moment into perfection.”
Saya menatap kembali sticky note kecil itu. Tertera tulisan : Mama’s page and Sophie love Mama. Tiba-tiba semuanya terasa saling terhubung. Bukan sekadar tulisan, lebih seperti cermin dari apa yang baru saja dikatakan pak sopir.
Ia jujur pada lelahnya dan menerima hari apa adanya. Ketika pagi datang dan hati tidak berada di tempat terbaik, ia menerima sebagaimana adanya.
Mungkin tidak nyaman, tetapi justru itu yang membuat langkahnya terasa sedikit lebih ringan.
Sophie pun selalu menghadirkan cinta tanpa berlebihan, semuanya diungkapkan apa adanya, seolah berkata, “Mama, this is how I feel.”
Keduanya, dari dunia yang berbeda namun mengajarkan hal yang sama bahwa kejujuran pada perasaan sendiri bisa menghadirkan ketenangan.
Mengakui hari yang berat dan menerima rasa yang ada seperti pak sopir serta mengungkapkan cinta, meski hanya lewat secarik kertas sederhana seperti Sophie.
Di dalam taxi yang bergerak pelan, udara malam terasa lebih tenang, seolah ikut melambat. Seakan mengingatkan bahwa tidak semua hal perlu dipoles. Ada yang cukup diakui apa adanya.
“The world grows gentler when we stop forcing it to shine.”
Part 31.

