0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“In the quiet of simplicity, we find the loudest echoes of joy.”

 

Saya melihat Mbak Patsy masih sibuk menata boothnya sehingga memutuskan untuk melangkah pulang duluan ke hotel. Sambil menyusuri jalanan, saya mencari tempat makan. Akhirnya duduk di meja sederhana di pinggir jalan, tepat di trotoar.

 

Meja kayu tua di hadapan tampak lusuh, dengan sedikit noda di sudutnya yang seolah menjadi saksi banyak cerita. Terhidang sepiring nasi putih yang masih mengepul, disertai semangkuk samlaw kako. Uapnya naik perlahan, membawa aroma yang entah kenapa terasa begitu menenangkan.

 

Mencari makanan halal di sini memang bukan perkara mudah. Berkali-kali bertanya, berkali-kali menggeleng halus. Hingga akhirnya, saya menemukan warung ini, tak jauh dari booth saya dan Mbak Patsy. Tanpa kemewahan, tanpa menu panjang yang sulit dipilih.

 

Saya menyendok nasi perlahan, mencampurkannya dengan kuah kental yang penuh sentuhan serai, daun jeruk, dan rasa gurih alami dari santan yang lembut. Hangatnya langsung menyebar, dari ujung lidah hingga ke dalam hati.

 

Di satu suapan sederhana itu, seperti menemukan sesuatu yang saya cari sejak menjejakkan kaki di negara ini. Bukan tentang rasa yang luar biasa, tapi tentang rasa syukur yang datang begitu saja.

Ada keheningan kecil di tengah hiruk-pikuk warung itu. Sendok yang beradu dengan piring, deru mesin motordan obrolan serta canda tawa dari meja sekitar. Rasanya seperti jeda yang ternyata saya butuhkan.

Saya menatap piring yang mulai kosong dan tersenyum kecil. Di tempat asing ini, saya belajar lagi tentang rasa cukup. Mungkin, kebahagiaan memang sesederhana makan sepiring nasi hangat dan samlaw kako yang saya tahu halal dan penuh berkah.

 

“Simplicity is the essence of happiness.” — Cedric Bledsoe

Part 5.

 

 

.

 

 

 

 

 

Bagikan ini:
error: Content is protected !!