“Unexpected kindness is the most powerful, least costly, and most underrated agent of human change.” – Bob Kerrey
Suara pengunjung yang sibuk bertanya, dentingan peralatan pameran, dan langkah-langkah kaki yang bergema di lantai berdebu berpadu menjadi simphony kecil khas tradeshow. Di tengah hiruk-pikuk, Mbak Patsy tetap tenang, seolah badai tak pernah menyentuhnya.
Tiba-tiba, matanya menangkap seorang pria paruh baya tampak kebingungan mencari tempat untuk memarkir sepedanya. Tanpa ragu, Mbak Patsy menghampiri dengan senyum yang menenangkan. “Sir, parkir sepedanya di dalam booth kami.”
Pria itu sempat terlihat ragu, pandangannya berpindah antara sepedanya dan kami. Tapi akhirnya gurat cemas diwajahnya perlahan mencair berganti senyum kecil. Mbak Patsy bahkan membantu memarkir sepedanya, memastikan barang-barang di keranjang tidak ada yang berjatuhan.
Tak lama, ia kembali ke booth kami, kali ini bukan untuk sepedanya, tapi untuk melihat jewelry. Mbak Patsy menjelaskan setiap detail dengan nada yang hangat. Lambat laun, ia sudah memilih setumpuk barang untuk dibeli.
Tidak berhenti di situ, ia juga mengambil name card dan menyebutkan kemungkinan memesan dalam jumlah besar. Apa yang dimulai dengan sebuah tempat parkir sederhana berubah menjadi transaksi yang cukup besar.
Saya melirik ke arah Mbak Patsy yang tersenyum lebar sambil merapikan meja setelah pria itu pergi. “Kita tidak pernah tahu siapa yang akan membawa rezeki, tapi memperlakukan orang dengan tulus selalu ada hasilnya. Kalau bukan rezeki, setidaknya kita membuat hati mereka senang.”
Kata-katanya terasa sederhana, tapi menghujam . Oh well, betapa sering kita lupa, bahwa dunia ini bekerja melalui rantai kebaikan kecil. Hidup, pada akhirnya, adalah tentang memberi ruang bagi keajaiban kecil, yang sering muncul saat kita memilih untuk peduli tanpa pamrih.
“How do we change the world? One random act of kindness at a time.” – Morgan Freeman
Part 3.
