“Listen to the wind, it talks. Listen to the silence, it speaks.” – Native American Proverb
Rambut Sophie masih meneteskan air asin yang berkilau di bawah mentari pagi. Ia menatap saya dan melambai ringan, seolah laut baru saja menjadi temannya dan mereka baru saja berbagi rahasia.
Ombak kecil memecah di pergelangan kakinya lalu kembali ke samudra. Saya menatap cara ia membiarkan air datang dan pergi seakan tahu bahwa setiap gelombang hanya ingin menyapa sebentar sebelum pulang.
Udara terasa hangat, namun ada kesejukan yang datang dari caranya berdiri di sana dengan begitu tenang dan selaras dengan riak laut yang tak pernah benar-benar diam.
Di antara cahaya yang menari di permukaan air, ada sesuatu yang lembut terpancar dari wajah Sophie. Sebuah keberanian yang ditunjukkan tanpa suara dan ketenangan yang tumbuh di antara gelombang ombak.
Saya berjalan mendekat dan membiarkan pasir menyusup di antara jari kaki dan angin pun turut membawa aroma asin yang akrab.
Di kejauhan, perahu nelayan melintas perlahan, menandai pagi yang mulai sibuk. Burung-burung laut menukik di atas air seolah mengingatkan bahwa hidup selalu punya iramanya sendiri.
Ada sesuatu yang lembut dalam cara laut berbicara tanpa kata. Di antara diam dan riak, ada irama yang perlahan mengajak kita ikut bergerak. Kadang, kita tak perlu melawan arus, tapi menari bersamanya sampai hati tenang kembali.
“Sometimes the most powerful lesson is whispered through silence.” – Jay Shetty
Part 23.