0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Sometimes it is not our words, but what we notice, that awakens compassion.”

 

Langkah-langkah berat terdengar menurun dari tangga besi bengkel. Seorang lelaki muncul, wajahnya agak letih dan bajunya rapi meski ada noda oli kecil di sudutnya. Dari cara ia berjalan, saya segera tahu ini pasti boss bengkel tersebut.

 

Saya bangkit dari kursi, mendekatinya dengan harapan mendapat kabar. “Pak, maaf. Mobil saya bermasalah, apakah bisa minta tolong diperiksa?” Bersuara pelan dan membawa semua rasa harap dalam suara saya.

 

Ia menoleh sebentar, matanya seperti ingin langsung menolak, namun bibirnya tetap diam. Tanpa sepatah kata pun, ia melangkah keluar, melewati gerbang bengkel yang terbuka lebar.

 

Saya menatap punggungnya yang menjauh, lalu mengikuti arah pandangnya. Di luar, Nigel, Chloe, dan Sophie masih duduk di bawah pohon sambil mengoborol kecil, sementara panas siang membuat keringat tipis tampak di wajah mereka.

 

Lelaki itu berhenti sejenak, menatap anak-anak. Pandangannya berubah, ada sesuatu yang singgah begitu saja di wajahnya, bukan sekadar lelah, melainkan seperti kenangan yang disentuh ulang.

 

Keheningan itu memantul seperti cermin. Ia mungkin melihat dirinya sendiri, atau teringat keluarganya atau sekadar menyadari sabar yang terlukis di wajah anak-anak saat menunggu.

 

Dari situ saya mengerti bahwa jawaban tak selalu langsung tiba. Kadang butuh diam agar hati menemukan alasan untuk peduli.

 

“We never know which small moment will awaken quiet compassion in someone’s heart.”

Part 32.

Bagikan ini:
error: Content is protected !!