0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Complaining is dangerous business. It can damage or even destroy your relationship with God, your relationships with other people, and even your relationship with yourself.”

Joyce Meyer – American author and inspirational speaker

 

Marine Messe Fukuoka merupakan venue terbesar di Fukuoka dan tempat diadakannya tradeshow yang kami ikuti yaitu Fukuoka International Gift Show.  Dua venue lainnya adalah Fukuoka Kokusai Center dan Fukuoka International Congress Center yang semuanya terletak di Hakata.

 

Jarak antara venue ke  Pelabuhan Hakata dan Terminal Ferry hanyalah selemparan batu sehingga dari venue jelas terlihat birunya laut bagaikan batu saphire dan deburan ombak  seakan menari di laut lepas yang membentang membatasi Jepang dan Korea Selatan.

 

Marine Messe juga merupakan tempat dilaksanakannya Kyusho basho yaitu salah satu dari enam tournament sumo terbesar dan sebagai tournament penutup. Acara ini diadakan pada pertengahan November setiap tahunnya untuk memperebutkan gelar Yokozuna atau grand champions.

 

Selama perjalanan dari Indonesia hingga ke Jepang dan sempat transit ke Hong Kong dan Taipei,  saya menenteng hand carry seberat tiga puluh kilogram. Saat itu saya belum menjadi anggota platinum frequent flyer, sehingga tidak ada fasilitas extra puluhan kilogram bagasi.

Setiap melewati security check, saya memasang wajah santai sehingga tidak diberhentikan karena membawa hand carry melebihi capacity  yaitu tujuh kilogram.

 

Sesampai di Fukuoka, tangan terasa perih namun hanya bisa menggigit bibir menahan sakit. Didalam hati, saya merasa sebagai orang yang paling menderita di dunia. Membayangkan betapa indahnya hidup ini jika bisa terbang melenggang tanpa perlu membawa beban melebihi berat dari sekarung beras ukuran jumbo.

 

Saya mengerjapkan mata mencoba menghentikan luapan air mata yang mulai mengalir dari sudut mata.

 

Keesokan paginya, salah satu peserta yaitu seorang bapak dari Lombok ternyata membawa hand carry seberat enam puluh kilogram.  Ia bercerita dengan nada ceria bagaimana  ia memboyong beban seberat itu di tas ranselnya dengan muka santai di depan security check walaupun rasanya urat mau putus.

 

“Wah, ransel kamu lebih berat dari berat badan saya lho, saya saja cuma 54 kilogram.“ Mbak Yovi berkata dengan nada penuh takjub.

“Wow, dua kali lipatnya tas yang saya bawa kemarin.” Mulut ternganga dan mata saya terbelalak.

Ia hanya tersenyum seraya melanjutkan menata batu-batuannya dengan ekspresi tanpa beban.

 

Pameran dilangsungkan selama tiga hari. Sejak hari pertama ia tak berhenti berdoa agar semua bebatuannya sold out  sehingga tidak usah diboyong kembali ke Indonesia.

 

Saya dan mbak Yovi setiap pagi, lunch time dan sore datang ke boothnya dan turut serta mendoakan.  Hari terakhir, sepuluh  menit sebelum pameran ditutup, lewat seorang nenek berumur sekitar 70 tahun.

 

Rambut putihnya ditutupi oleh topi rajut hitam dengan aksen bunga. Di balik topi, terlihat kilatan mata sangat teduh dan senyum  menawan diantara guratan keriputnya.

 

Akhirnya nenek cantik tersebut memborong semua bongkahan batu berukuran besar dan beberapa ukuran sedang hingga tersisa hanya beberapa seukuran batu cincin.

 

Kami seluruh peserta secara spontan ikut bertepuk tangan di saat transaksi selesai mereka lakukan. Bapak yang menjual batu tak henti tersenyum dan bersenandung kecil sambil bersiul di saat  membungkus satu persatu bongkahan bebatuan dengan kertas koran.

 

Setelah itu ia dengan penuh semangat menawarkan untuk membawakan semua barang belanjaan hingga ke mobilnya. Kisah itu membuat saya seakan tertampar karena rintihan keluhan saya  tak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.

 

Peristiwa ini membuat saya menyadari untuk selalu menjaga pikiran untuk selalu optimist.  Jika merasakan suatu penderitaan, saya harus bertanya pada diri sendiri terlebih dahulu, menderitanya compare to what ?

 

Setiap manusia pasti punya masalah masing-masing, tapi apakah dengan mengeluh masalah tersebut bisa selesai dan menghasilkan solusi? Tentunya tidak.

 

Mengeluh itu pesimisme dan bukankah ada law of attraction yaitu I attract not what I want, but who I am sehingga saya harus selalu berhati-hati dengan apa yang ada di dalam benak dan pikiran.

 

Saat saya bersyukur maka akan semakin menarik banyak hal untuk disyukuri. Sebaliknya, disaat saya mengeluh maka akan semakin menarik banyak hal yang tak akan henti saya keluhkan.

 

Dear me,  always remember, I can’t always have a good day, but I can always face a bad day with a good attitude.

 

“Never waste a second of your life complaining. Complaining doesn’t solve problems, it’s attracts them. The more you complain, the more problems you will have. And the more you infect other people with your problems. Don’t be an infection. Be a cure”

Unknown

 

March 21st, 2022

Bagikan ini:
error: Content is protected !!