0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

Mother Earth is hurting. And she needs a generation of thoughtful, caring and active kids like all of you to protect her for the future.”

Leonardo DiCaprio

 

Setelah acara Brand Minds, saya dan Chloe akhirnya keluar dari Suntec Singapore Convention and Exhibition Centre yang letaknya sewilayah dengan Fountain of Wealth di Suntec City Mall di kawasan CBD Singapore.

 

Acaranya sangat padat sehingga kami tidak sempat mampir ke Foutain of Wealth, yaitu salah satu air mancur terbesar di dunia. Air mancur ini memiliki feng shui terbaik di Singapore sehingga banyak yang memercayai jika mengelilingi sebanyak tiga kali lalu make a wish and your wish will come true.

 

Detak jantung saya masih beralun dengan sangat romantic, ibarat gemericik air dari Fountain of Wealth karena my wish finally come true setelah bertemu dengan idola sejati saya, Gary Vee.

 

Saya mengajak Chloe menuju Metro Centre Point untuk melihat salah satu selling point Sarah Beekmans.

 

Sesampainya di sana, saya bertemu dengan sales promotion girl dan berbincang, sedangkan Chloe asyik mengamati produk kami yang di-display. Ia pun bertanya, “Mama, kenapa semua materialnya harus dari tanduk kerbau dan sapi?”

 

“Bagaimana kalau mama menjelaskan sambil jalan ke tempat es potong kesukaan kamu?” Saya menjawab.

 

Awalnya Chloe mau menyambutnya dengan penuh semangat, tapi dalam sekejap tertunduk dan terlihat sedih.

 

Sepertinya Chloe merasa tak sanggup menyusuri Orchard Road di bawah terik matahari yang sangat panas membakar kulit. Saya menggandeng tangannya sambil memberikan semangat menuju tempat es potong yang hanya berjarak 300 meter.

 

“Chloe, coba tutup mata kamu sebentar dan rasakan semilir angin yang menerpa wajah kamu,” kata saya.
“Hmm, sejuk Mama,” kata Chloe sambil menutup mata sesaat untuk merasakan sentuhan angin tersebut.

“Apakah sekarang kamu  bisa mendengarkan suara angin yang mendayu-dayu?” Tanya saya.

Yes. Suara gerisik ranting dan dedaunan di pohon juga, Mama,” jawab Chloe.

 

“Itulah senandung alam yang sama seperti saat mama kecil. Alunan itu didendangkan dari halaman belakang, termasuk dari tiga pohon kelor yang ditanam dari kecil hingga kami besar bersama. Pohon tersebut ada namanya lho, kamu bisa tebak tidak namanya apa, Sayang?” Tanya saya sambil menggerakkan tangan seakan menari di tuts piano.

 

“Pohon Nigel, Chloe, dan Sophie yah?” Jawab Chloe dengan semangat.

“Nama pohonnya adalah pohon Mama, pohon Om Uly dan pohon Om Ical. Alunannya semakin merdu saat rantingnya semakin tumbuh ke atas dan akar tunggangnya semakin merambat ke bawah tanah.” Saya menerangkan dengan merentangkan tangan ke atas dan ke bawah seakan diri saya adalah pohon kelornya.

 

Saya masih ingin melanjutkan cerita, namun tak terasa kami sudah sampai di tempat penjual es potong dan terlihat Chloe dengan wajah ceria.

 

“Bagaimana kakinya, Sayang?” Tanya saya.
“Sudah tidak sakit karena semilir angin dan ditemani oleh gaya cerita mama yang sangat heboh.” Chloe menjawab dengan senyum isengnya.

 

Kami lalu duduk di bangku kecil sambil menikmati es potong dan saya melanjutkan cerita.

 

“Om Arsyl, sahabat semasa mama kuliah di Manchester lah yang membangunkan memory kecil mama saat dulu ditemani nyanyian dari ranting dan dedaunan pohon kelor.” Saya bercerita sambil menggerakkan jemari seakan sedang memetik dawai gitar.

 

“Awalnya mama merasa Om Arsyl adalah orang gila saat mengajarkan cara mendengarkan alunan alam, yaitu dirasakan dahulu baru bisa didengar. Dengan berjalannya waktu, mama akhirnya menyadari alunan alam adalah lagu cinta pertama mama.”

 

“Sayang, kamu tahu tidak bahwa tanduk merupakan salah satu limbah yang makin membuat sesak bumi? Jika limbah tidak diolah, maka akan membuat alam sulit melantunkan lagu cintanya kepada kita.” Kali ini tangan saya berhenti menari karena suasana hati berkecamuk sedih.

”Mama, mengolah limbah tanduk berarti ikut menjaga bumi yah?” Chloe mencoba menyimpulkan.

 

Exactly, Sayang. Andaikan bumi bisa bercerita mungkin ia lelah merasakan berjuta-juta tahun dirusak oleh tangan manusia yang ignorance seperti mama, padahal selama ini bumi  telah menyumbangkan seluruh isinya untuk kehidupan kita semua. Karenanya bumi mengutarakan perasaannya melalui senandung alam.”

 

“Perjalanan hidup memberikan banyak petikan pelajaran kepada mama, salah satunya bahwa kesuksesan adalah seberapa berguna kah mama untuk orang lain dan bumi ini.” Saya menutup pembicaraan sambil memeluk Chloe dengan ditemani oleh senandung alam di Orchard Road yang membuat suasana hati saya kembali bahagia.

 

I have so much in my life.  I want to be of value to the world.”
Angelina Jolie

April 14th, 2018
Story about me and Arsyl in Manchester: https://www.sarahbeekmans.co.id/work-for-a-cause/

 

earth has music

Bagikan ini:
error: Content is protected !!