0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

 

“Rest is not the end, it is where we learn what to carry on.”

 

Saya menatap laut lebih lama, membiarkan kata-kata ibu itu dan desiran ombak bercampur di kepala. Ada sesuatu dalam lelah yang selama ini terkadang saya anggap musuh, padahal mungkin justru di situlah hidup sedang mengajari saya.

 

Rasa letih seperti memberi garis halus yang memisahkan mana yang harus dijaga dan mana yang bisa dilepaskan. Di tengah kepenatan, saya sadar bahwa tidak semuanya layak dipikul karena ada beban yang memang harus diturunkan.

 

Mungkin itu sebabnya orang yang mengerti hidup tidak selalu tampak kuat, melainkan tahu kapan harus berhenti sebentar, menata napas, lalu kembali berjalan dengan hati yang lebih jernih.

 

Seperti nelayan yang menunggu angin teduh sebelum menebar jala lagi, ada saat di mana diam justru menjadi bagian dari perjalanan. Dalam jeda itu, lelah berubah menjadi ruang, tempat hati bisa mendengar dirinya sendiri.

 

Saya menarik napas panjang, mencium aroma asin laut yang menempel di udara, bercampur dengan wangi gorengan yang masih berembus dari dapur kecil.

 

Ombak bergulung di kejauhan dan memberi irama yang pelan pada renungan saya. Dalam diam, saya bertanya pada diri sendiri, berapa banyak lelah yang sesungguhnya sedang menuntun saya pada hal yang paling penting ?

 

Juga pada hal-hal yang memang layak dijaga dan bukan sekadar ditanggung? Mungkin lelah adalah cara hidup menunjukkan apa yang benar-benar bernilai untuk tetap saya simpan di perjalanan.

 

“In the pause of weariness, life shows what truly stays.”

Part 5.

Bagikan ini:
error: Content is protected !!