“Every traveller has a home of his own, and he learns to appreciate it the more from his wandering.”Charles Dickens
Leeds , kota yang berada di West Yorkshire dihiasi gedung modern bersanding indah dengan bangunan berarsitektur Victorian. Hijaunya dedaunan dengan aneka kuntum bunga tersebar mulai dari Roundhay Park hingga Golden Acre Park sungguh menjanjikan kesejukan.
Saya berjalan dengan dengan sesekali meloncat ke kiri dan ke kanan menikmati musim semi dengan hati yang turut bersemi. Tangan kanan memeluk majalah Femina dan tangan kiri menggenggam erat kantung berisikan aneka rempah dan dedaunan mulai dari daun jeruk hingga daun salam.
Saat melewati Clarendon building yang merupakan bagian dari Leeds University Business School terlihat Sisca sedang berjalan dari arah yang berlawanan. Saya melambaikan tangan dengan excited dan berteriak memanggil hingga akhirnya berlari kecil menghampiri.
“Jeng Sisce, mau kemana ? Yuk main ke rumah Bu Prapto.”
“Eh Jeng Sarce, dalam rangka apa kesana ?”
“Ada paket cinta dari mamaku, mau kasih beberapa aneka rempahnya ke Bu Prapto sekalian pinjamkan Femina dengan kumpulan resep terbarunya.”
“Ikut ah , siapa tahu disuguhkan risol andalannya bu Prapto . Kangen banget makanan Indonesia.”Mata Sisca terpejam membayangkan Indonesia yang nun jauh di mata.
“Iya, makanan Indonesia memang the best. Setiap gigitannya serasa auto mudik dan ternyata rasa enaknya akan semakin terasa saat sudah tinggal di negeri orang yah, jeng Sisce.”Saya berkata dengan penuh rasa rindu akan seluruh penganan khas dari Indonesia tercinta.
Kami berjalan bergandengan tangan menuju rumah bu Prapto. Saat pintu terbuka, disambut oleh kuatnya aroma rempah yang semerbaknya sekuat rasa rindu kami akan Indonesia saat itu. Dear soto ayam, dirimu ngangenin banget lho !
“Absence makes the heart grow fonder! You don’t know what you’ve got until it’s gone.” Thomas Haynes Bayly
