Melati dan Isabel Wijsen adalah dua orang kakak beradik yang sama-sama memiliki semangat memperbaiki lingkungan. Umur keduanya hanya terpaut dua tahun saja, Melati 17 tahun dan Isabel 15 tahun. Meski masih remaja, mereka sudah mampu memukau dunia dengan aksinya terhadap lingkungan.
Dua remaja berdarah campuran Indonesia-Belanda ini baru saja mengadakan aksi bersih-bersih sampah plastik di pantai-pantai Bali beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 25 Februari 2018. Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan. Sebelumnya tahun lalu pun mereka menggagas acara yang sama.
Kegiatan bersih-bersih pantai ini diselenggarakan oleh komunitas One Island One Voice gagasan Melati dan Isabel Wijsen. Relawan yang ikut membantu jalannya acara ini hampir 25 ribu orang. Mereka bertugas untuk membersihkan sampah plastik di lebih dari 100 lokasi yang ada di Bali.
Gerakan One Island One Voice kini sudah menginjak usia kedua sejak didirikan tahun lalu. Salah satu aksi yang dilakukan gerakan ini adalah dengan membuat gerakan pembersihan sampah di Bali untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, yaitu tanggal 21 Februari. Sementara itu, acara pembersihan sampah dilakukan pada tanggal 19 Februari 2017.
Gerakan pembersihan sampah tahun lalu melibatkan kurang lebih 11 ribu orang dengan jumlah lokasi yang dibersihkan mencapai 55 tempat. Gerakan ini terbilang cukup sukses dan banyak orang yang dibuat ketagihan olehnya. Banyak yang menanyakan pada Melati dan Isabel kapan gerakan tersebut akan diadakan kembali.
Melihat antusias orang-orang begitu besar terhadap gerakan tersebut, maka Melati dan Isabel memutuskan untuk mengadakannya kembali pada 24-25 Februari 2018 lalu. Tak disangka, relawan yang telibat jauh lebih banyak, bahkan lebih dari dua kalipat peserta tahun lalu. Mulai dari warga lokal, beberapa artis Indonesia seperti Hamish Daud (aktor) dan Jerinx (drummer Superman is Dead), hingga turis mancanegara turut serta dalam mewujudkan Bali bebas sampah plastik. Mereka semua melakukannya dengan sukarela tanpa dibayar sepeser pun.
Sebelum mendirikan komunitas One Island One Voice, Melati dan Isabel Wijsen telah lebih dahulu menggagas gerakan Bye Bye Plastic Bags (BBPB) pada lima tahun lalu. Kala itu mereka berdua masih sangat muda, Melati berumur 10 tahun dan Isabel 12 tahun.
Misi dari gerakan tersebut adalah menghilangkan sampah plastik. Kedua remaja ini terinspirasi dari pelajaran di sekolah yang mereka terima mengenai tokoh-tokoh dunia yang berpengaruh. Tokoh-tokoh tersebut seperti Nelson Mandela, Lady Diana, Mahatma Gandhi, dan Kartini. Dalam pikiran mereka, jika orang lain bisa membuat sesuatu yang bagus untuk dunia, maka mereka mencobanya pula dengan membuat gerakan BBPB.
Saat ini gerakan BBPB telah berkembang pesat. Mereka kini telah tersebar di berbagai negara seperti Spanyol, Australia, Tiongkok, Meksiko, Malta, Myanmar, Nepal, Amerika Serikat, Selandia Baru, Filipina, Singapura, dan Tanzania. Di Indonesia sendiri terdapat dua tim BBPB, di Jakarta dan Batam. Tujuan utama mereka adalah untuk mengajak orang-orang meninggalkan kantong plastik.
Nama Melati dan Isabel pun telah dikenal dunia dengan pengalaman mereka berbicara di forum-forum internasional untuk kampanye tentang lingkungan. Mereka pernah berbicara dalam forum Our Ocean Summit di Malta (2017), World Ocean Summit di Bali (2017), TEDGlobal di London (2015), Sustainable Innovations Forum di Paris (2015), serta Conference of Youth (COY) 11 dan Conference of the Parties (COP) 21 di Paris pada tahun 2015.
Prestasi yang diraih oleh kedua kakak beradik ini membuktikan bahwa generasi muda pun dapat memberi pengaruh baik bagi dunia. Usia tidaklah penting, tekad dan diiringi usaha yang gigih lah yang diperlukan untuk memulai suatu perubahan. Satu hal kecil yang dilakukan banyak orang tentunya akan memberikan dampak cukup besar bagi dunia.
Membersihkan sampah yang dibuang sembarangan hanyalah bagian dari kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik yang sulit terurai. Mengajak publik untuk membuang sampah pada tempatnya adalah fokus utama Melati dan Isabel Wijsen.