0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Perspective is like wind. It does not carry the burden away but helps it move more gently through the day.”

 

Bus terus melaju, menyusuri lekuk jalan yang semakin padat. Dari lantai dua tempat saya duduk, pemandangan terbentang luas. Kendaraan lain tampak seperti mainan kecil yang tertib dalam barisan, mengikuti jalurnya masing-masing.

 

Di trotoar, pejalan kaki berlalu-lalang, tampak mungil seperti barisan semut yang tahu arah pulang. Terlihat lampu lalu lintas berganti warna tanpa suara, dan atap-atap mobil berkilau memantulkan cahaya pagi yang mulai hangat.

 

Dari ketinggian ini, ritme kota terasa lebih teratur dan tidak sesak. Seolah-olah dengan duduk sedikit lebih tinggi, saya diajak melihat kembali segalanya dari sudut yang lebih luas dan lebih jernih.

 

Sering kali, saat kita terlalu dekat dengan sesuatu, segala hal terasa besar, mendesak, dan berat. Tapi saat diberi ruang, kita mulai mengerti bahwa beberapa cukup kita lihat dari jauh.

 

 

Lalu kita akui keberadaannya dan biarkan bergerak, seperti angin yang melintasi dedaunan, tidak untuk menghapus, hanya untuk memberi jarak antara dedaunan.

 

Mungkin itulah pelajaran yang diam-diam disampaikan pagi ini dari balik jendela bus yang terus bergerak. Bahwa beban tidak selalu harus diangkat dengan tergesa, dan jawaban tidak selalu datang dalam bentuk solusi.

 

Kita hanya butuh sedikit  sudut yang agak tinggi  untuk membuat arah terlihat kembali. Jika kita cukup sabar untuk tidak melawan arusnya, pelan-pelan kita pun akan ikut bergerak dengan langkah yang lebih ringan, dan napas yang lebih lapang.

 

“A gentle shift in view can make the weight you carry feel less like a wall, and more like a passing cloud.”

Part 21.

 

 

Bagikan ini:
error: Content is protected !!