“Growth is painful. Change is painful. But nothing is as painful as staying stuck somewhere you don’t belong.” N.R. Narayana Murthy
Pagi itu laut masih tenang, seperti baru saja terbangun. Cahaya mentari menembus lembut di antara awan tipis dan memantul di permukaan air yang biru pucat.
Sophie dan saya masih jongkok di tepi pasir, menatap sesuatu yang bergerak pelan di antara butiran pasir yang lembap. “So cute, Mama,” katanya pelan dengan suara sejernih udara pagi.
Ia menatap makhluk kecil itu lama. “Actually it’s not really a baby crab. When they’re born, they look nothing like this. They start as tiny dots drifting in the sea and only after changing many times, they become real crabs.”
Saya tersenyum, menikmati caranya menjelaskan sesuatu dengan penuh semangat. “Sepertinya pelajaran biology di sekolah benar-benar menarik perhatian Sophie, ya.”
“I’m taking Biology HL, not SL, Mama. I should know all this simple stuff.” Ia tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangan dari pasir. “I like how they keep shedding their shells. It’s not weakness, Mama. It’s part of growth.”
“They have to break free from what’s too small, even if it means being exposed for a while.”Ia melanjutkan. Saya menatap laut yang perlahan bergelombang, seolah ikut bernapas bersama kata-katanya.
Sophie mengikuti gerak kepiting kecil yang berjalan pelan lalu meninggalkan jejak halus di pasir. “It’s not just survival, Mama. It’s transformation.” Saya membiarkan kata itu menetap di udara.
“Sometimes growth looks like shedding what once kept you safe.”
Part 29.
