“Don’t look for big things, just do small things with great love. The smaller the thing, the greater must be our love.” Mother Teresa
Saya kembali menghirup kopi dari gelas kedua yang ia bawa dengan gerakan penuh kehati-hatian. Uap yang naik dari gelas seakan menjadi jembatan antara kata-katanya tadi dan gesture sederhana yang kini ia lakukan.
Aroma hangatnya kopi berbaur dengan udara siang, menciptakan suasana yang tenang seolah waktu melambat hanya untuk memberi ruang pada bapak itu untuk bercerita.
Ia menyebut nama Toraja nyaris seperti pintalan doa, seolah setiap suku kata membawa sejarah dan cinta yang diwariskan dari tanahnya. Cara dia menyebutkannya lebih dalam dari sekadar penyebutan nama sebuah tempat.
Tampak jelas bahwa apa yang ia lakukan bukan hanya menyajikan kopi, melainkan menurunkan sebuah warisan melalui cerita yang tak kasatmata kepada kami.
Ada sesuatu pada cara ia tersenyum dengan tenang namun sarat makna. Hal itu membuat saya mengerti bahwa tradisi bukan hanya hidup dalam kenangan, tetapi juga dalam setiap tutur kata yang diucapkan dengan rasa cinta.
Saat itu saya belajar bahwa warisan sejati tidak selalu berupa benda, melainkan bisa berupa kasih yang mengalir diam-diam dari satu generasi ke generasi lain lalu membagikannya lewat narasi yang tidak pernah membosankan
Hidup itu ternyata bukan hanya tentang apa yang kita kumpulkan, melainkan tentang bagaimana menaruh hati pada hal-hal kecil yang mampu menjadi jembatan antara manusia, kampung halaman dan kenangan yang terus hidup.
“Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.” – Mother Teresa
Part 19.

