“The only thing that you absolutely have to know, is the location of the library.” – Albert Einstein
Langkah kaki saya perlahan memasuki main building National Diet Library, tempat di mana keheningan terasa lebih nyata daripada suara. Hiruk-pikuk Tokyo seolah tertinggal di belakang, tergantikan oleh atmosfer yang seakan mengajak untuk mendengarkan keheningan itu sendiri.
Begitu melewati pintu besar yang kokoh, dunia terasa berubah. Dekat pintu masuk, petunjuk arah memandu ke beberapa area yang terbuka untuk public. Namun, ruang arsip yang menyimpan document negara dan catatan sejarah Jepang tidak untuk public.
Setelah menyelesaikan proses administrasi yang sederhana, saya melangkah menuju ruang baca di bagian belakang gedung. Di sana, suasana memancarkan keheningan yang terasa seperti untaian doa yang tak terucap.
Rak-rak tinggi berdiri megah, dipenuhi deretan buku yang seolah menunggu disentuh oleh jemari yang haus akan ilmu. Beberapa pengunjung duduk dalam diam, sepenuhnya tenggelam dalam bacaan mereka, menciptakan suasana yang penuh rasa hormat pada pengetahuan dan waktu.
Di sini, setiap detik terasa bermakna. Dalam keheningan itu, dunia serasa melambat. Ada ruang untuk berhenti, merenung, dan mengingat betapa berharganya meluangkan waktu untuk memahami dan menyerap pengetahuan.
Di sini saya belajar, bahwa hidup bukan tentang seberapa jauh atau seberapa cepat kita berlari, tetapi tentang moment kecil yang membuka peluang untuk tumbuh, dengan membaca, belajar, dan menghargai warisan yang ditinggalkan oleh generasi sebelum kita.
Kadang, yang paling kita butuhkan adalah jeda. Sebuah kesempatan untuk berhenti, menarik napas panjang, dan menyadari bahwa perjalanan memahami dunia sering kali dimulai dengan langkah sederhana yaitu membuka sebuah buku.
“A library is not a luxury but one of the necessities of life.” – Henry Ward Beecher
Part 5.