“One small piece can change the course of the whole journey.”
Udara siang di bengkel itu dipenuhi aroma besi, oli dan debu yang menempel di lantai semen, bercampur dengan wangi logam panas dari machine yang baru saja digunakan.
Cahaya matahari menembus celah atap dan membentuk garis-garis keemasan di lantai yang penuh noda. Debu tipis terlihat menari lembut di setiap sinar yang jatuh seperti serpihan waktu yang diam sejenak sebelum kembali menghilang.
Dari kejauhan terdengar suara kendaraan lewat, bersahutan dengan dengung kipas tua yang berputar lambat, sementara pintu besi sesekali berderit ketika angin menekannya.
Suasana itu riuh tapi hangat, seperti dunia yang bergerak perlahan di antara kesibukan para pekerja yang mengutak-atik machine, menyeret perkakas dan menata barang dengan ritme mereka masing-masing.
Boss itu memeriksa sebentar lalu menoleh sebelum berjalan ke dalam. “Hanya perlu ganti filter oli. Saya check stock dahulu,” ucapnya pelan. Kata-kata singkat itu memberikan saya celah harapan sekaligus rasa cemas.
Kami kembali duduk, menatap punggungnya yang menghilang di balik pintu bengkel. Di antara kebisingan dan kesibukan, saya tak henti berdoa agar filter oli itu ada.
Dalam ketidakpastian, terasa betapa satu benda seukuran telapak tangan bisa mengubah arah seluruh perjalanan dan menentukan apakah langkah kami harus terhenti sementara atau bisa melanjutkan perjalanan.
“Even a tiny piece matters when it completes the whole puzzle.”
Part 35.