“Strong women aren’t simply born. We are forged through the challenges of life. With each challenge we grow mentally and emotionally. We move forward with our head held high and a strength that cannot be denied. A woman who’s been through the storm and survived. We are warriors.”
Unknown
Las Vegas lebih dikenal sebagai the Sin city karena mayoritas jenis hiburan adalah untuk orang dewasa mulai dari judi hingga striptease. Selain itu kota ini terkenal sebagai pusat pernikahan dan perceraian karena gampang dan cepatnya kedua proses tersebut dilaksanakan.
Di saat pesawat saya, mbak Rima dan Mbak Lina akan landing, dari jendela terlihat kota Las Vegas sangat gersang karena berada di tengah gurun. Sungguh berbeda dengan suasana pada malam hari yang sibuk bersolek sehingga menjadi salah satu pusat kerlap kerlip lampu paling terang di dunia.
Pada siang hari, bisa terlihat secara kasat mata gelombang panas menguap dari trotoar karena kota yang berupa gurun namun menggunakan sistem heat sink yang berupa aspal, beton dan tar.
Pertama kali kenal mbak Rima dan Mbak Lina disaat diumumkan list peserta yang akan berangkat ke Magic Sourcing tradeshow di Las Vegas dan dua diantaranya adalah mereka. Kami memulai perkenalan dengan saling bertukar pesan via email dan bersama-sama mengurus visa ke America menggunakan agent visa di Jakarta yaitu mbak Ani.
Saya harus apply visa lagi karena visa sebelumnya sudah expired namun bukanlah suatu masalah karena sudah pernah sebagai student di America sehingga prosesnya lebih mudah. Setelah visa di approved, kami beralih membahas masalah hotel dan ticket.
Mbak Rima dengan sigap mencari informasi ticket dengan harga terbaik karena saat itu adalah summer sehingga harga ticket untuk ke America apalagi ke daerah wisata seperti Las Vegas berkali lipat dari biasanya.
Tak lama, ia mengabarkan berhasil mendapatkan ticket namun rutenya detour dari Denpasar- Taipei – Seattle – Las Vegas dan kami menyetujui walau pun total perjalanan hampir 48 jam karena termasuk transit semalam di Taipei.
Mbak Lina juga dengan sigap menawarkan untuk memakai privilege membershipnya, agar bisa mendapat special price untuk hotel di Las Vegas dan juga di Taipei.
Hari keberangkatan yang telah dinanti tiba, Mbak Rima memulai connecting flight dari Jakarta, Mbak Lina dari Surabaya dan saya hanya diantar mobil ke airport oleh Chris dan anak-anak karena tinggalnya di Denpasar.
Akhirnya kami bertemu untuk pertama kalinya , terlihat dari kejauhan mbak Rima dengan mata bulat indah berwarna hazel dengan rambut kecoklatan yang mengingatkan akan perpaduan wajah Salma Hayek dan Penelope Cruz. So stunningly beautiful.
Tak lama mbak Lina datang, dengan senyumnya yang cute dipadu dengan pancaran matanya yang bersinar cerah penuh kelembutan. So Adorable. Saya melambaikan tangan kepada mereka juga kepada Mickey Mouse character yang terlihat jelas di koper mbak Rima seakan ikut tersenyum dari jauh.
Walau pun baru pertama kali , kami langsung akrab dan bercanda cekakak cekikik seperti sudah mengenal selama bertahun-tahun. Satu jam kemudian, pesawat berangkat menuju Taipei. Keesokan paginya perjalanan lanjut ke Seattle dan di sanalah ujian kesabaran dimulai tanpa aba-aba dan tak peduli kami siap atau tidak.
Rentetan perjuangan sejak koper di bongkar dan product digunting-gunting oleh custom di America, paspor hilang di airport, ketinggalan pesawat di Seattle, menginap didinginnya karpet airport hingga menanti tanpa kejelasan sebagai stand by passenger.
Semua itu kami lalui tanpa sedetik pun berkeluh kesah atau ingin menyerah. Bahkan cobaan yang datang bertubi-tubi selama perjalanan membuat kami semakin kuat, seakan saat berangkat dari Bali sebagai wanita biasa dan saat landing telah berubah wujud menjadi wonder woman lengkap dengan seragam dan crownnya.
Pada hakikatnya, wanita diciptakan memiliki kelembutan hati namun itu bukanlah kelemahan tetapi kekuatan karena melalui kelembutan itu terciptalah wanita yang perkasa. Meski pun tak punya tubuh sekuat laki-laki, tapi wanita mempunyai sisi yang lebih sabar menahan perihnya cobaan hidup.
Dear mbak Rima and Mbak Lina, society is used to the image of a broken woman with no power and you destroyed that narrative. You dont expect life to be made up of straight roads. You always prepared for the curves and the highroads that only strong women like you can tread.
I am in awe of your strength and accomplishments.
“A stop signal only tells her to pedal harder, she is the kind of woman that never takes no even if it’s the only answer.”
Unknown
April 20th, 2022

