“What brings us together is the pleasure of sharing food, stories, and time.”
— Alice Waters
Asap tipis mengepul dari mangkuk-mangkuk tanah liat berisikan soup, membaur dengan aroma pedas yang memenuhi udara. Di sudut restaurant kecil di Chengdu, lampion merah bergoyang pelan, seolah menari mengikuti irama tawa dan percakapan kami.
Di balik gelas tea hangat yang masih berembun, anak muda yang duduk di seberang melanjutkan dengan suara yang mengalun pelan.”Ada satu lagi yang menarik: makan bersama. Di sini, makan bukan sekadar soal mengisi perut. Ini adalah waktu untuk membangun hubungan.”
Saya menyimak setiap kata yang mengalir seperti sungai yang membawa kisah baru di setiap kelokannya. “Jika makan di meja bundar, orang-orang akan memutar piring, memastikan semua dapat mencicipi setiap hidangan. Itu cara halus untuk menunjukkan bahwa kehadiran setiap orang dihargai.”
Bayangan meja bundar itu terukir di benak, sebuah lingkaran sempurna tanpa ujung, tanpa sudut. Di sana, semua duduk sejajar. Tak ada yang lebih tinggi, tak ada yang lebih rendah. Makanan di sana bukan sekadar bahan untuk mengisi kekosongan perut, tetapi simbol kasih.
Saya terdiam sejenak, lalu bertanya perlahan, “Memutar piring? Apakah seperti concept meja dengan ‘lazy Susan,’ di mana hidangan diputar agar semua dapat mencicipinya?” Ia tersenyum, senyum yang tak tergesa, seperti menikmati alur pikiran saya yang tengah meniti makna di balik tradisi itu.
“Tepat sekali. Piring memang dalam jangkauan, tetapi memutarnya adalah simbol perhatian. Sebuah gerakan kecil yang menyiratkan pesan: ‘Saya ingin memastikan kamu tidak melewatkan apa pun.” Kata-katanya begitu menyentuh bagaikan angin lembut yang menyibak tirai di jendela jiwa.
Tradisi itu mengajarkan bahwa perhatian tak perlu diungkapkan dengan hal besar. Cukup dengan gerakan memutarkan piring kepada setiap orang, yang dilakukan oleh tuan rumah, membawa makna mendalam, sehangat aroma masakan yang memenuhi udara malam itu di Chengdu
“The shared meal elevates eating from a mechanical process of survival to a spiritual experience.” — James Beard
Part 4.