“Never worry about the delay of success compared to others because the construction of a pyramid takes more time than ordinary building.”
Unknown
“Sarah, tahu nggak, aku tuh sampai pernah bilang ke Ayuk waktu kita pameran di Fukuoka ,’Ayuk , peserta kali ini gothic semua yah, ada mas ini product-nya bongkahan batu dan Sarah product-nya tanduk.” Mbak Yovi memulai pembicaraan nostalgia sembari tersenyum.
“Iya, mbak. Dulu di Indonesia kalau perhiasan tanduk konotasinya gothic bukan yang high class. Kebetulan sebelum aku mulai, belum ada fine horn jewelry. Orang tahunya kalau tanduk itu untuk kerokan, sisir kutu dan centong nasi. Kalau pun ada cincin, kalung, tusuk konde, design dan quality belum bisa head to head dengan brand luar.” Ikut tersenyum mengenang masa perjuangan tersebut.
Bukannya karena terlalu percaya diri sehingga langsung menembus pasar export tanpa memancangkan tonggak yang kuat dahulu di Indonesia, tapi memang saat itu saya belum mempunyai kapasitas untuk menciptakan high quality products.
Perjuangan digembleng intensive selama satu tahun dalam Export Coaching Program sangat membantu terutama karena pertempuran finalnya yaitu menjadi salah satu exhibitor di Lifestyle Vietnam.
Semua orang fully aware kalau Vietnam adalah kiblatnya fine horn jewelry dunia hingga banyak brand ternama dari negara-negara di Eropa hingga America yang menjadi top client-nya.
Satu tahun perjuangan saya lewati disertai dengan darah dan derai airmata. Bukan hanya sebagai bahasa kiasan tapi memang dalam makna sebenarnya.
Sekujur tubuh sudah sering lecet hingga bersimbah darah saat focus di product development.
Saya beruntung mempunyai mbak Ayu sebagai mentor yang master-nya export namun down to earth dan teman seperjuangan untuk mencapai mimpi besar yang sama yaitu mbak Yovi.
Selain itu tentunya private mentor di ECP yaitu Mr Jeff dan semua team ECP Belanda yang telah menciptakan materi kelas yang sangat applicable untuk menjadi exporter yang handal.
Salah satu moment yang membuat saya makin menyadari telah berhasil menjadi tuan rumah di negara sendiri yaitu saat berada di boutique Milos, perancang Italy yang berada di Bali. Saya sengaja datang untuk membawa paket cinta berupa chocolate cakes kepada staff di sana.
Saat sedang bercengkerama dengan mereka, tiba-tiba sekelompok sosialita dari Jakarta datang.
“Sarah, mana mbak, sudah datang belum Sarah-nya?”
Mengeryitkan kening dan berkata dalam hati ‘ada apa mencari saya?’
“Ini kalung Sarah-nya” Staff dari boutique menyerahkan koleksi terbaru yang baru saja saya launching di Hong Kong premium dan gift show dan available di Indonesia beberapa hari kemudian.
Mereka langsung berebutan dan seakan membeli candy walaupun harganya tentulah jauh diatas harga sebungkus candy.
“Mbak, model ini masih ada lagi tidak ? Baru launching koq sudah banyak yang sold out sih ? Saya sudah ke W Hotel juga tadi.”
“Coba tanya sendiri ke designer-nya, kebetulan ada di sini Sarah Beekmans-nya” Menunjuk ke arah saya yang hanya terpaku dengan muka bersemu merah.
Para sosialita tersebut terbelalak dan mulut terperangah.” Oh selama ini saya kira Sarah Beekmans-nya bule, ternyata orang Indonesia yah ?”
“Kenalkan saya Sarah. Iya, orang Bugis asli. Tidak ada cipratan bulenya sedikit pun. Beekmans adalah family name dari suami saya yang kebetulan dari Belanda.” Kerlipan mata berbinar karena berhasil menjadi pelopor fine horn jewelry di Indonesia.
Tak henti bibir mengucapkan rasa syukur terhadap kedua orang tua yang tak pernah lepas mendoakan dan tentunya restu dari Allah.
There was a periode when I feel that I will never achieve what I wish for. I felt so hopeless because I can not even find other opportunities in my own country, the door was totally closed.
I finally realize that the delays has its own purpose. Delays also occur for a reason, a special reason. It allows me to explore something that I wouldn’t have explored otherwise.
On that waiting period, I met new people and tried out different things beyond my capabilities. The new life experiences as an exporter help me grow and improve, and finally the wait ends, I am finally able to achieve my other dream.
Dear me, don’t let delay make you lose light within your heart to chase for your dream. Use the time to prepare, enhance and improve. It will all be beautiful.
“Remember, God doesn’t close one door without getting ready to open another with bigger and greater things”
Unknown
17th of June, 2022