“Bad things do happen; how I respond to them defines my character and the quality of my life. I can choose to sit in perpetual sadness, immobilized by the gravity of my loss, or I can choose to rise from the pain and treasure the most precious gift I have – life itself.” Walter Anderson
Las Vegas yang merupakan ibu kota Nevada identik dengan julukan sebagai sin city, the city of lights hingga America’s Playground. Pegunungan Sierra Nevada lalu hamparan deretan bukit pasir menyambut kami dari jendela pesawat.
Sejak menjejakkan kaki di Bandara McCarran di sambut oleh deretan slot machine seperti dingdong yang gemerlap tertimpa oleh cahaya warna warni. Kami menaiki taxi yang membawa ke hotel tepat di depan Las Vegas Convention Center , venue tradeshow kami esok hari.
Setelah check in, langsung diantar ke salah satu one bedroom bungalow yang terlihat sangat lapang terdiri dari ruang tamu dengan sofa bed, kitchen, dining area serta king size bed. Saking lapangnya bahkan setelah delapan koper termasuk koper kabin, masih ada ruang untuk jungkir balik jika bosan.
Beberapa jam istirahat, kami mencoba connect ke internet dari jaringan wifi yang disediakan oleh hotel. Posisi kamar yang agak jauh dari receptionist membuat signal tidak kuat sehingga berusaha mencari di mana spot terbaik dan akhirnya ketemu yaitu di sudut tepat di pintu toilet.
Saya dan mbak Riema tak henti cekikikan karena sudut yang ada signal wifi sangatlah kecil areanya sehingga like it or not, sebagian badan harus masuk ke dalam toilet dan posisi kepala tepat dibawah wastafel. Tanpa peduli lokasi signal wifi yang unik, kami malah semakin akrab bersenda gurau.
Saya terkadang menjadikan hal-hal besar sebagai milestone kebahagiaan, namun melupakan bahwa kebahagiaan ternyata bisa diciptakan dengan sesederhana itu.
Dear mbak Riema, I appreciate the happiness time that we had.
“It’s a funny thing about life, once you begin to take note of the things you are grateful for, you begin to lose sight of the things that you lack.” Germany Kent