0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Travel early and travel often. Live abroad, if you can. Understand cultures other than your own. As your understanding of other cultures increases, your understanding of yourself and your own culture will increase exponentially.

Tom Freston

 

Maryland, bagi saya negara bagian ini layak dijuluki sebagai salah satu miniaturnya Amerika karena beragam keindahan alam Negeri Paman Sam itu seakan menjadi kumpulan pemandangan yang terbingkai menjadi satu di Maryland.

 

Seakan masih tak percaya kalau saya sudah di Baltimore, saya kembali teringat kata Brian beberapa tahun silam yang selalu memberi semangat untuk mewujudkan impian saya. Ah tak sabar rasanya mengirimkan email untuk memberitahukan bahwa saya sudah berada di negara kelahirannya, Amerika, dan telah menggapai mimpi saya.

 

Pikiran saya mulai berkelana. Brian saat ini sudah tidak di Inggris dan telah kembali ke Amerika. Sudah bertahun-tahun berlalu sejak pertemanan indah kami  di Leeds dan akhirnya jarak jua lah yang memisahkan kami. Ah sudahlah, kalaupun satu negara sepertinya akan susah bertemu karena jadwal kuliah saya yang pasti akan sangat padat.

 

Saya bergumam sambil menikmati sarapan pagi dan memandang ke luar jendela. Dari kejauhan terlihat stadium american footlball dengan jogging track di sekelilingnya. Terlihat beberapa di antara para pemain football memakai kaus The Ravens, tim football dari Baltimore. Hitam, ungu, dan metalik mendominasi warna jersey ciri khas dari The Ravens tersebut. Namun bagi saya, seragam dari New England Patriots tetap paling menawan, apalagi jika yang memakainya adalah Tom Brady. #uhukkk

 

Pandangan saya kembali ke screen komputer dan akhirnya membatalkan untuk menulis email ke Brian. Maybe later. Saya memutuskan untuk menghubungi  sahabat terdekat saya yang tinggalnya di Belanda. Ia adalah teman curhat saya selama bertahun-tahun. Ia selalu menyempatkan waktu dan mau mendengar keluh kesah saya dan tentunya teman saling adu argumen.

 

Kami adalah dua karakter yang saling berbeda, tapi itulah yang membuat kami saling mengisi. Ia adalah pribadi yang lebih pendiam dan saya tentunya adalah kebalikannya, tipe sanguinis yang selalu menggebu-gebu dan sangat ekspresif. Tapi menurut saya itulah yang membuat persahabatan kami makin rekat.

 

Segera saya mengirimkan email singkat kepada Chris untuk mengabarkan kalau saya sudah berada di benua yang berbeda dengannya, dan tak lama kemudian sudah ada balasan masuk ke inbox. Ia berjanji akan menelepon saya agak malam karena malam ini ia harus ke rumah mamanya dahulu untuk dinner.

 

Saya keluar sebentar menyeberangi jalanan dan duduk menonton para pemain american football yang sedang bermain. Setelah hari sudah semakin sore, saya lalu kembali ke apartemen. Tak lama setelah saya membuka pintu, telepon berdering, ternyata Chris.

 

Saya  dengan penuh semangat menceritakan kejadian menarik yang saya alami hari itu. Mulai dari suasana apartemen, hingga semburat warna summer yang menyambut setiap saya membuka jendela, baik itu dari jendela kitchen, living room, ataupun dari kamar tidur.

 

Saya juga dengan penuh semangat menceritakan kalau sudah mempersiapkan beberapa set wayang yang disimpan dalam box sebagai gift untuk semua dosen saya. Tak lupa saya juga menyiapkan satu tumpuk gantungan kunci batik sebagai gift jika ada teman-teman saya yang tertarik.

 

“Batik dan wayang, wah jadi seperti rumah mama saya yang penuh dengan nuansa budaya Indonesia.”

“Iya mama kamu tentu saja sangat cinta Indonesia karena mama kamu mempunyai darah Indonesia juga.”

 

“Oh well, Sarah, menurut saya bukan hanya karena ada darah Indonesia yang mengalir dalam tubuhnya, tapi karena jauh dari Indonesia, rasa rindunya akan budaya Indonesia semakin membara.” Chris mencoba menjelaskan.

“Sekarang pun tanpa kamu sadari dan tentunya tanpa ada paksaan, kamu adalah ambassador dari Indonesia dan saya yakin kamu sangat bangga dan senang memperkenalkan culture Indonesia kepada lingkungan baru sekitar kamu,” Chris menambahkan dengan suara yang lembut dan penuh kesabaran menjabarkan pendapatnya.

 

Setelah lama tinggal di Eropa dan sekarang pindah ke Amerika, ditambah lagi saya sering traveling backpacker sendirian ke seluruh penjuru dunia, saya yang dahulunya apathy, makin tertarik mempelajari dan mencari tahu lebih banyak tentang budaya Indonesia.

 

Keingintahuan tersebut malah semakin tumbuh setelah semakin sering terpapar budaya dari banyaknya negara yang telah saya jejaki. Semakin saya traveling, semakin saya menyadari betapa Indonesia itu negara yang sangat kaya. Kaya akan keramah-tamahannya, kaya akan sumber daya alam, yang utama oh luar biasa cantik dan kaya akan culturenya. Impeccable. #berdecak kagum

 

“A nation’s culture its resided in the mind and the soul of it’s people.

Mathatma Gandhi

 

July 14th , 2018

Related story about indahnya Indonesia  :

Life takes you to unexpected places and love brings you home

 

Baltimore

Bagikan ini:
error: Content is protected !!