“Be the kind of person who dares to face life’s challenges and overcome them rather than dodging them.” Roy T. Bennett
Hong Kong merupakan wilayah bekas koloni Inggris yang kembali ke pangkuan China pada tahun 1997 dan menjalankan pemerintahan dengan prinsip satu negara dengan dua system. System ini membuat Hong Kong mendapatkan beberapa kebebasan yang tidak dapat dinikmati oleh kota di China daratan lainnya.
Bahkan America memperlakukan Hong Kong sebagai wilayah pabean yang terpisah dari China sehingga mempunyai hak special diantaranya pembebasan tarif tinggi yang dikenakan Amerika terhadap China jika terjadi perang dagang.
Selain itu tarif yang dibayarkan ketika ada throughput atau bongkar muat melalui Hong Kong lebih rendah. Tak heran banyak pabrik China yang mempunyai kantor cabang di Hong Kong. Salah satu gedung yang paling sering saya dan mbak Yovi kunjungi setiap berada di negeri beton ini adalah Hong Kong Convention and Exhibition Centre di Wanchai.
Gedung exhibition ini adalah yang terbesar di Hong Kong selain AsiaWorld–Expo yang letaknya tidak jauh dari Aiport. Saat itu kami sedang mengikuti pameran APLF leather and material yang merupakan salah satu pameran terbesar didunia untuk bahan baku aksesoris kulit dan komponennya.
Sebenarnya pameran ini lebih cocok untuk mbak Yovi namun saya tetap berpartisipasi karena jadwal traveling kami yang padat sehingga sangat susah untuk bertemu di Indonesia.
Satu-satunya waktu untuk bisa bertukar cerita panjang lebar dari pagi ketemu pagi lagi adalah disaat business trip yang sebisa mungkin waktunya kami matchingkan. Selain itu alasan lain adalah saya punya kesempatan untuk berbelanja cemilan untuk anak-anak karena disinilah surga belanja untuk produk makanan import dengan kualitas terbaik dan terlengkap di Asia selain Manila.
Koleksi cheese, chocolates dan segala produk cemilan Eropa tak perlu diragukan lagi rasanya. Seperti biasa kami bergantian menjaga booth, kali ini giliran saya berkeliling dan menemukan salah satu booth yang menjual aksesoris hardware untuk tas.
Disaat mendekat, banyak buyer dari Eropa dan America yang berkerubung di booth tersebut. Saya menghampiri salah satu SPG yang lancar berbahasa Inggris yaitu Lily dan layaknya exporter besar lainnya, mereka berbasis di China dengan toko cabang di Hong Kong.
Setelah sampai di booth, saya segera memberitahukan good news tersebut ke mbak Yovi karena hardware aksesoris seperti zipper untuk tas dengan kualitas premium belum ada di Indonesia. Sehari setelah acara tradeshow, kami pun berangkat hanya berbekal kartu nama yang ada ditangan.
Setelah sempat nyasar selama lebih dari satu jam, akhirnya ketemu nama jalan yang kami cari sedari tadi. Ternyata jalanan tersebut sangatlah panjang yang seakan tidak ada ujungnya. Kami pun tertawa ungkapan rasa lelah dan bahagia campur jadi satu karena apa yang kami nantikan sudah dekat tapi perjuangan belum berakhir.
Baru saja selesai berjibaku dengan segala keruwetan didalam MTR ,hingga kaki tak berbentuk dan serasa semua jari kaki yang awalnya berukuran imut menjadi bengkak seukuran jeruk mandarin.
Setelah istirahat sebentar sambil menikmati soya milk, mbak Yovi dengan ciri khas suaranya yang lembut berkata” Yuk lanjut, Sarah”. Terlihat semangat baja dari pancaran matanya.
“Ayo, mbak Yov” saya mengiyakan dan kami pun melanjutkan perjalanan. Segala rasa penat hilang tak berbekas ketika sampai dan melihat lengkapnya koleksi toko yang kami cari sedari tadi. Seluruh dinding dipenuhi segala jenis pernak-pernik tas dan sepatu. Belum hilang rasa takjub, Lily mendorong dinding yang ternyata berlapis-lapis dan setiap lapis berisi lemari.
Saya memandang sekeliling, seluruh toko ternyata dipenuhi dinding berlapis. Wow, berarti ada ratusan ribu design. Mbak Yovi membeli beberapa sample untuk develop tas model barunya yang memang khusus untuk masuk ke premium market di Jepang.
Mission accomplished.
Hari itu saya sadari, wanita kadang terlihat fragile bila dihadapkan dengan masalah. Untungnya hidup akan selalu melatih diri kita menjadi sosok wanita yang pemberani jika kita mau menerima tantangan tersebut. Pemberani bukan berarti melawan harimau head to head tapi pemberani adalah wanita yang mempunyai semangat baja.
Satu hal yang pasti didalam hidup ini yaitu masalah akan selalu datang tanpa melihat gender dan mbak Yovi dengan semangat bajanya adalah wanita pemberani tersebut.
Oh well, beautiful woman is a beautiful woman, but a beautiful woman with a brain, behavior and also really brave is an absolutely lethal combination .4B’s …It’s you, mbak Yov.
“I am convinced that courage is the most important of all the virtues. Because without courage, you cannot practice any other virtue consistently.”
Maya Angelou
February 25th, 2022