“Just because you fall once, doesn’t mean you’re fall at everything. Keep trying, hold on, and always trust yourself, because if you don’t then who will?”
Marilyn Monroe
Derai rintik hujan di langit Phnom Penh menyambut kedatangan saya bersama mbak Patsy. Sebelum mencari jemputan yang telah dibooking oleh hotel, kami terlebih dahulu menuju ke counter sim card.
Disaat ingin membeli, mbak Patsy melarang, “Tidak usah, teethering saja. Kita cuma beberapa hari di sini, tidak mungkin habis biar pun dipakai berdua.” Saya pun mengurungkan niat dan mengucapkan terima kasih atas kebaikannya.
Sesampai di hotel, tak terasa langsung terlelap tak lama setelah menaruh kepala diatas bantal yang lembut. Wangi seprai yang baru diganti dan suara rintik hujan membuat kami semakin terlelap. Disaat terbangun, perut terasa melilit dan kaget disaat melihat ke jendela karena cuaca telah berganti menjadi sangat terik. Mau tak mau harus keluar melawan teriknya cuaca siang itu untuk mencari lunch.
Di setiap negara yang susah mencari halal food, saya automatic menjadi vegetarian. Mbak Patsy walau pun berbeda agama sangat menghargai dan setuju disaat mengajak lunch di vegetarian restaurant.
Sebelum berangkat terlebih dahulu mencari informasi vegetarian restaurant yang terdekat dari hotel dan akhirnya muncul satu rekomendasi restaurant. Melihat review dan lokasi yang tampak bersih , kami pun memutuskan untuk menuju ke sana.
Disaat menjejakkan kaki satu langkah keluar dari pintu hotel, saya langsung melompat mundur karena teriknya seperti langsung membakar daging hingga ke tulang. Mbak Patsy tetap cuek melangkah maju menerjang sengatan mentari dan saya akhirnya mengikuti.
Kami lalu menyusuri jalananan mengikuti google map. Demi tetap merasakan kesejukan, sengaja berjalan di sisi jalan yang banyak pohonnya walau pun harus melawan arus jalanan.
Google map sepertinya hari itu lagi iseng karena mengarahkan melewati jalanan yang berbecek hingga jalanan yang sempit namun tetap kami ikuti. Hingga pada suatu titik tiba-tiba sampai di depan pintu belakang rumah orang. Google map meminta untuk terus, kami saling bertukar pandang . “Masa ketuk pintu rumah orang, ini google mapnya ngaco yah, mbak Patsy.”
“Iya dari tadi juga tiba-tiba signalnya hilang.”
“Coba kita kelilingi saja rumahnya, lihat ujung garis lanjutannya.” Kami pun mengitari rumah tersebut dan ujung garisnya muncul di salah satu dinding.
Kami lanjut mengikuti sambil tak henti tertawa membayangkan disuruh oleh google map untuk menembus pintu, dinding hingga melompat diantara kubangan hingga saya jatuh terjerembab.
Rasa haus semakin mencekat karena matahari semakin terik membuat kepala pusing dan perut yang tadinya sudah lapar semakin keroncongan. Perjalanan dari gang kecil berakhir di jalanan utama dan tiba-tiba jaringan mati untuk kesekian kalinya hingga mbak Patsy harus menggerak-gerakkan hpnya ke udara berharap jaringannya kembali normal.
Setelah jaringan kembali normal ternyata arah berubah. “Google mapnya galau, janjinya 10 menit, ini sudah hampir satu jam.” Saya mengomentari dengan wajah bersimbah keringat dan nafas tidak beraturan dan terus berjalan.
Dari kejauhan terlihat sign yang sedari tadi kami cari dan berlari mendekat. Disaat tiba ingin rasanya langsung pingsan dengan posisi berdiri karena diliputi rasa kecewa melihat restaurantnya tutup. Kami pun berjalan gontai menelan kenyataan pahit namun tetap saling menyemangati.
‘Ayo kita cari sekolah, biasanya kalau di Indonesia, didekatnya banyak penjual makanan.”Saya mengusulkan ide dengan semangat yang tersisa.
“Iya, itu ada anak sekolah, kita ikuti mereka.”Mbak Patsy mengiyakan ide tersebut.
Mulailah kami mengikuti sekelompok anak sekolah sampai tiba di bangunan sekolah mereka dan terlihat satu toko penjual makanan, namun kembali kecewa karena bukan halal food.
Disaat menumpang berteduh dari sengatan matahari, dari seberang terlihat restaurant kecil dengan aneka buah yang dipajang dan terlihat mesin blender juice serta ulekan dari batu.
“Mbak Sarah, ada juice buah.”
“Mungkin ada rujak juga.”
Kami berlarian kecil menyeberang jalan dan disaat tiba terlihat salah satu pengunjung sedang membungkus sejenis mango papaya salad. Saat itu terasa bola mata ingin jatuh saking excitednya melihat pemandangan yang menyentuh kalbu tersebut.
Dear me, it takes courage to try because you don’t know the outcome. Thank you for keep trying, because it means that you give your very best by being committed , persistent and dedicated. You utilise all your strengths, resources and abilities to achieve your goal.
Dear mbak Patsy, you are the best.
“We will all fail in life, but nobody has to be a failure. Failing at a thing doesn’t make you a failure. You are only a failure when you quit trying.”
Unknown
April 16th, 2022

