“Education is not the learning of facts but the training of the mind to think.”
Albert Einstein
Kota Malang adalah salah satu kota yang sangat special dan selalu menjadi salah satu tempat favorite Chris karena mengingatkan dia dengan kampung halamannya.
Terdapat banyak bangunan peninggalan zaman kolonialisme karena dulunya merupakan kota tempat peristirahatan orang Eropa selain di Bandung. Jika Bandung dijuluki Parijs van Java maka Malang mempunyai gelar Parijs van Oost Java .
Sentuhan arsitektur Belanda diantaranya di Balai Kota Malang yang terletak tidak jauh dari JP Coen plein atau Taman Jan Pieterszoen yang kini lebih dikenal dengan Alun-Alun Tugu Bundar.
Terdapat juga Protestante Gemeente te Malang digunakan sebagai tempat ibadah orang Eropa pada zaman dahulu dan sekarang dikenal sebagai GPIB Immanuel yang merupakan gereja tertua di kota cantik ini.
Saya , Sophie , Izza, mbak Tya, Rico dan dr Gery menginap di salah satu hotel di Malang. dr Gery kebetulan adalah teman sefakultas kedokteran dengan adik saya yang paling bungsu. What a small world.
Pagi itu, disaat tengah menikmati breakfast di restaurant hotel, Rico dan dr Gery datang dan ikut duduk. “Mbak, mau ikut nggak ke rumah koh Denny ?”
“Denny siapa? “
“Koh Denny santoso, expertnya digital marketing, mumpung dia kasih waktu untuk kita-kita belajar langsung di rumahnya”
“Ayo saja” kata mbak Tya.
“Yuk, kapan lagi ada kesempatan seperti ini” Saya menyambut dengan excited. “Sophie ikut mama yah kita ketemu Om Denny, belajar business.Minimal dapat aura dan semangatnya.”
Saya menengok ke Sophie yang langsung mengangguk dengan penuh semangat. Saking seringnya saya ajak business trip, dia menjadi sangat flexible dan tahan banting dalam segala keadaan.
“Kapan , Co ?”
“Sekarang, mbak ” sambil tersenyum dengan muka polos
“Apa ? 3 menit yah.” Kami shock dan langsung berhenti mengunyah , mengambil minum dan menghabiskan dalam sekali teguk dan berlari tergopoh-gopoh ke arah lift untuk menuju ke kamar .
Posisi barang masih bertebaran dimeja, di tempat tidur hingga di dalam lemari. “Ayo Sophie sayang, mandi paginya pas sampai Jakarta saja”
“Okay mama . Mandi cap dua jari saja yah” berlari secepat kilat menuju wastafel dan membersihkan kedua ujung mata dengan menggunakan dua ujung jari.
Ia keluar dari kamar mandi sambil berkata , “ Kita mandi paginya ikut time zone America yah , mama ?” melepaskan senyum penuh pengertian.
Kami bertiga dengan gesit membuka koper masing-masing selebar mungkin dan semua barang kami lempar dengan target koper , layaknya pemain basket LBJ a.k.a Le Bron James.
Semua dilakukan sambil multitasking mengganti baju hingga memakai sepatu untuk mbak Tya dan Sophie serta sandal jepit untuk saya. Done. Next, kami berlarian menarik koper menuju parkiran basement. Rico sudah menelpon berkali-kali dengan mesin mobil sudah menyala menunggu kami datang.
Saya meminta Izza untuk membantu check out dan bertemu di bandara nanti sore untuk balik bersama menuju Jakarta. Didalam mobil sudah melebihi kapasitas. Kursi tengah dan belakang yang seharusnya untuk tiga orang dipaksakan muat untuk berenam perbarisnya.
Kami semua tidak peduli walaupun harus berhimpitan asalkan bisa sampai secepatnya demi keinginan menggebu untuk menimba ilmu.
Sesampai di rumah koh Denny ,kami melangkah menuju ruang tengah dan dari kejauhan sudah terlihat meja panjang dikelililingi oleh belasan kursi yang dipenuhi para pebisnis muda seumuran mbak Tya dan Rico. Saya satu-satunya yang ter”mature “ dan membawa anak kecil.
Kami mengambil kursi di baris belakang dan langsung terbius mendengarkan pemaparan koh Denny tentang digital marketing yang merupakan dunia yang sangatlah baru bagi saya. Sophie dalam diamnya , turut mendengarkan dan sibuk senyam senyum.
Untung kami cepat mengambil keputusan dan tetap berangkat walau pun saya belum mandi. Kalau tidak, tak akan merasakan vibes sehebat ini .
Mereka semua tekun mendengarkan, bahkan untuk seorang yang selevel Rico Huang dan Mbak Tya dan seluruh pebisnis muda didalam ruangan yang pasti sudah cetar membahana karirnya di usia yang masih muda.
Semangat mereka membuat saya semakin menyadari untuk tidak pernah berhenti belajar karena dengan berhenti belajar berarti saya berhenti berpikir.
Pastinya hidup akan penuh kehampaan dan akan terasa tanpa makna karena pada hakikatnya saya sebagai manusia telah diberikan oleh Allah the best gift yaitu akal pikiran.
Itulah yang membedakan antara manusia dengan ciptaan lainnya yaitu binatang dan tumbuhan so I better invest well kepada gift tersebut.
“Once you stop learning , you start dying”
Albert Einstein
March 11th, 2022

