Siapa yang tidak mengenal Pangeran Charles? Terlahir dengan nama Charles Philip Arthur George (Mountbatten-Windsor) di Buckingham Palace, London, pada tanggal 14 November 1948. Ia adalah anak tertua dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip yang kemudian menjadi putra mahkota Britania Raya. Pangeran Charles dianugerahi gelar Pangeran Wales dan sudah menjabat sejak tahun 1952. Ia pun dinobatkan sebagai orang terlama yang menyandang gelar tersebut sepanjang sejarah.
Selama menjabat sebagai putra mahkota, Charles aktif dalam berbagai kunjungan kenegaraan sebagai perwakilan Ratu Elizabeth II yang kurang lebih ada empat ratus kunjungan resmi setiap tahunnya. Ia juga aktif dalam bidang kemanusiaan dan sosial, juga menjadi pelindung dan pendukung dari berbagai yayasan amal dan seni. Tidak hanya itu, Charles juga dikenal sebagai seorang yang sangat peduli dan mencintai lingkungan.
Pangeran Charles sudah mempromosikan tentang kepedulian lingkungan sejak awal 1980. Ia mulai mengembangkan ketertarikannya pada pertanian organik sejak pindah dari Gloucestershire ke Highgrove. Ia bahkan mengeluarkan merek organiknya sendiri, Duchy Originals, sebuah merek makanan organik yang dijual dan keuntungannya disumbangkan kepada The Prince’s Charities.
Tahun 2007 silam, Pangeran Charles melaunching program The Prince’s May Day Network, grup bisnis yang berkomitmen untuk melawan perubahan iklim. Walau ajakan tersebut dianggap naif oleh Nigel Farage, pemimpin United Kingdom Independence Party, Ia menyatakan bahwa orang yang meragukan perubahan iklim telah memainkan permainan yang berisiko dengan masa depan planet dan memiliki “dampak merusak” pada pendapat masyarakat.
Tidak hanya dalam urusan kenegaraan, kecintaannya pada lingkungan juga diaplikasikan dalam keluarganya, terlihat dari pernikahan anak pertamanya dengan Putri Diana, Pangeran William yang menikah dengan Kate Middleton. Pernikahan putra sulungnya itu memang disebut-sebut sangat eco-friendly.
Saat pernikahan, terlihat pohon-pohon tinggi besar berwarna hijau sebagai dekorasi pohon yang mendominasi altar samping dalam gereja. Pohon-pohon besar tersebut tumbuh dan besar di dalam Gereja Westminster Abbey dengan sangat menakjubkan. Kebaradaan pohon-pohon tersebut tidak lepas dari niat Pangeran Charles yang mengadakan program pembesaran pohon secara organik.
Dalam hal makanan dan minuman yang tersedia dalam pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton juga sangat diperhatikan. Oleh karena Pangeran Charles yang dikenal sebagai pecinta kebun organik, standar makanannya pun berbeda. Makanan yang disediakan dibuat dari bahan yang ditanam secara organik, bahkan daging dan ikan yang digunakan pun organik.
Sepertinya Pangeran Charles menyadari bahwa gerakan mencintai lingkungan harus dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekatnya, misalnya keluarga. Sebagaimana Ia mencontohkan pada masyarakat melalui pernikahannya dengan Putri Diana dahulu, juga pernikahan putra sulung mereka yang mengusung konsep eco-friendly.
Gerakan mencintai lingkungan juga Ia ajarkan pada cucunya, Pangeran George. Dalam suatu kesempatan saat Pangeran Charles berada dalam program Gardener’s Question Time di BBC Radio 4 mengatakan bahwa cucunya telah membantunya menanam “satu atau dua pohon” di rumah Gloucestershire. Ia pun mengatakan bahwa telah menrenovasi taman miliknya agar lebih ramah anak. Dengan mengajak cucunya berkebun, Ia mencoba mengetahui minat cucunya tersebut pada aktivitas berkebun.
Menurut Pangeran Charles, orang tidak pernah akan tahu, apa yang akan dilakukan dan yang akan menjadi minatnya kelak. Baginya yang terpenting adalah Ia dapat megajak cucunya menanam satu atau dua pohon, jadi mereka menanam dan menyekop tanah bersama. Harapannya, dengan mengenalkan aktivitas menanam pohon sejak dini pada cucunya mampu membangkitkan minat cucunya untuk berkebun.
Kecintaan Pangeran Charles pada lingkungan sangat patut kita contoh. Satu hal yang perlu diingat, kalau bukan dari diri sendiri, maka dari mana kita harus memulainya? Yuk, mulai cintai lingkungan dari sekarang.
