0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

Mall daur ulang bernama ReTuna Recycling Galleria terletak 75 mil dari sebelah barat Stockholm, di kota Eskilstuna, Swedia. Mall ini dibuka pada bulan Agustus tahun 2015 silam. Berbeda dengan mall pada umumnya, ReTuna Recycling Galleria mengusung konsep mall yang ramah lingkungan. Dapat dikatakan bahwa ReTuna Recycling Galleria adalah mall pertama yang hanya menjual barang-barang bekas, daur ulang, dan rekondisi.

 

ReTuna Recycling Galleria tidak hanya menjadi mall daur ulang pertama di Swedia, tapi juga di dunia. Tujuan didirikannya mall ini adalah untuk dapat lebih memanfaatkan barang-barang yang sudah ada. Mall ini dibangun atas kerjasama antara pemerintah kota, organisasi nirlaba, dan bisnis lokal.

 

ReTuna Recycling Galleria merupakan one-stop-shop bagi produk-produk sustainable, menyediakan lebih dari lusinan toko berbeda yang menawarkan berbagai jenis kebutuhan, mulai dari peralatan rumah tangga bekas hingga komputer dan elektronik yang diperbarui—termasuk restoran, toko peralatan olahraga, pusat pembelajaran, conference center, dan ruang pameran.

 

Beberapa toko yang tersedia di ReTuna Recycling Galleria bahkan difasilitasi dengan “do-it-yourself” showroom. Di sana pelanggan yang datang dapat belajar tentang bagaimana cara memperbaiki peralatan rumah yang rusak atau  bahkan mencoba membuat lampu karya sendiri. Ketika pengunjung mulai kelelahan dan merasa lapar, mereka dapat singgah di kafe-kafe yang tersedia di ReTuna. Kafe-kafe yang ada pun menawarkan makanan berbahan organik dan sustainable.

 

Untuk lebih melengkapi kebutuhan para pengunjung yang datang ke ReTuna Recycling Galleria mall ini juga berupaya menyediakan toko dan salon kecantikan yang ramah lingkungan. Mereka juga tengah mencari para perancang dan pelapis furnitur yang berjiwa ekologis.

 

Selain itu, mall ini juga terbuka untuk ide-ide bisnis yang dapat berkontribusi pada ekonomi masyarakat lokal. Manajemen ReTuna mengharuskan para pebisnis tersebut untuk memperhatikan etos ReTuna: “Ke-sustainable-an tidak hanya tentang mempertahankan dan mengurangi, tetapi untuk mendapat lebih dari sumber-sumber yang sudah ada”.

 

Di ReTuna, pengunjung mall dapat merasakan lebih dari sekedar berbelanja secara ekologis. Pengunjung juga dapat membawa barang-barang seperti furnitur atau pakaian yang sudah tidak dipakai lagi ke depot daur ulang “drive-thru” yang ada di ReTuna.

 

Depot ini dijalankan oleh perusahaan lokal yang bergerak di bidang sosial untuk menerima barang-barang yang dibawa pengunjung, lalu pekerja lokal akan memilah dan memutuskan barang mana yang bisa didistribusikan ke toko-toko dalam mall tersebut.

 

Tidak hanya itu, ReTuna juga menawarkan pengunjungnya untuk mendaftarkan diri dalam program Design-Recycle-Reuse selama satu tahun. Pengunjung juga dapat melakukan kunjungan studi yang mempelajari tentang cara kerja di dalam mall tersebut. Kunjungan ini diadakan satu kali dalam seminggu dengan biaya sebesar $136 US dolar.

 

Mall ReTuna ini hanya salah satu dari beberapa upaya yang dilakukan masyarakat Swedia untuk mengenalkan budaya reuse sebagai antidot terhadap budaya membuang. Pemerintah di sana bahkan sudah mulai memberlakukan undang-undang yang memberi keringanan pajak pada warga, misalnya untuk perbaikan.

 

Undang-undang tersebut memotong setengah dari biaya PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada perbaikan sepeda, pakaian, dan sepatu dan membuat biaya tenaga kerja untuk memperbaiki peralatan mendapat pengurangan pajak sebagian.

 

Dengan adanya mall ReTuna ini diyakini tidak hanya dapat menyelamatkan lingkungan, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Terbukti bahwa ReTuna Recycling Galleria telah menciptakan 50 pekerjaan baru yang menguntungkan ekonomi lokal.

 

Meskipun tidak mudah untuk bertahan dalam model bisnis baru ini untuk mendapat keuntungan, tapi sejauh ini ReTuna menghasilkan lebih dari yang dibayangkan. Faktanya, ReTuna dikunjungi oleh sekitar 600-700 pelanggan setiap harinya dan mall ini selalu buka selama tujuh hari dalam seminggu.

 

Awalnya memang tidak mudah untuk memajukan mall yang “tidak biasa” ini, akan tetapi seiring berjalannya waktu 67.000 penduduk kota Eskilstuna mulai semakin terbuka dengan ide membeli barang-barang yang didaur ulang.

 

Hal ini membuat ReTuna semakin bersemangat untuk mencapai tujuan baru yang lebih besar, yakni membuat kota tersebut sebagai tujuan global yang mencontohkan bagaimana sebenarnya kehidupan yang sustainable dan praktik ekonomi sirkular.

 

Pengadaan mall berkonsep ramah lingkungan seperti ReTuna ini merupakan upaya yang sangat baik untuk menggalakkan gerakan peduli lingkungan. Tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi orang-orang sekitar. ReTuna memang yang pertama, namun bukan berarti yang terakhir.

 

Mall daur ulang seperti ReTuna Recycling Galleria yang kedua, ketiga, atau lainnya mungkin bisa dikembangkan di lingkungan sekitar kita sendiri.

 

retuna recycling galleria retuna recycling galleria retuna recycling galleria

Bagikan ini:
error: Content is protected !!