“There is a crack in everything, that’s how the light gets in.” — Leonard Cohen
Mentari yang memulas langit di Hat Yai perlahan memudar menemani langkah saya, Chloe dan Mbak Patsy menuju night market. Saat ayunan kaki makin dekat, kami langsung disambut oleh aroma gurih dari pad thai dan uap tom yum yang mengelegak di panci besar.
Saat berjalan mencari meja, hembusan asap dari gai gor lae seakan mengikuti langkah kami. Aroma sate ayam yang di balur bumbu barbecue menyeruak berpadu dengan kentalnya pasta kari yang berwarna merah merona.
Tak lama berselang, semerbak khao yum turut serta menemani langkah kaki kami menuju meja kayu sederhana. Nasi ini mengingatkan akan nasi kerabu ala Malaysia dengan aneka lauk pauk mulai dari ikan goreng renyah hingga ayam bakar yang kenyal.
“Mbak Pats, serasa wisata kuliner malam ini yah.” Wajah saya yang sedari pagi penuh beban berangsur sirna. Kini berganti dengan senyum lebar dan dibalas dengan tawa lepas dari mbak Patsy.
Senyuman manis dari bibir mungil Chloe pun ikut mengembang dengan mata berbinar. Kepala saya bergerak perlahan mengikuti alunan music yang meskipun memekakkan telinga namun mampu membuat hati terasa ringan melayang.
Oh well, if I discard the whole experience of this Hat Yai trip due to its negative aspects, it’s like tossing a ripe fruit for a few blemishes on the skin, overlooking the sweetness within.
I know that the stress of meeting deadlines can make my day overwhelming. But amidst the chaos, moments of achievement and camaraderie remind me that even the toughest days have pockets of joy.
“In many things in life, the good is mixed with the bad. If you throw away the whole thing because you dislike the bad part, you’ll also throw away much that is good.” Haemin Sunim
