0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Some journeys aren’t about where you go, but who walks beside you.”

 

Saya masih berdiri di depan jendela, perlahan membukanya dan membiarkan angin malam menyusup lembut ke dalam kamar. Lampu-lampu jalan berpendar keemasan dan genangan di trotoar masih memantulkan cahaya seperti pecahan bintang yang jatuh ke bumi.

 

Dari lantai delapan, segalanya tampak lebih luas, tetapi entah mengapa, saya justru merasa lebih kecil. Pikiran melayang pada percakapan di tempat Hong, ke langkah-langkah kami yang menyatu dengan jalanan basah hingga ke keheningan yang tidak terasa canggung.

 

Malam ini bukan sekadar perjalanan meminjam buku ke Hong, melainkan tentang apa yang tertinggal dalam diam yaitu tentang hal-hal yang tak selalu perlu diucapkan untuk bisa dimengerti.

 

Saya membayangkan Arsyl di lantai lima, mungkin sudah merebahkan diri, atau mungkin tengah menatap langit dari balik jendelanya. Saya bertanya-tanya, apakah ia juga berpikir hal yang sama? Bahwa hidup bukan hanya soal ke mana kita pergi, tetapi juga dengan siapa kita berbagi perjalanan

 

Oxford Road terbentang di bawah sana, jalur yang kami lalui setiap hari. Kadang bersama, kadang sendiri. Namun malam ini, saya menyadari  bahwa perjalanan bukan sekadar seberapa jauh melangkah, melainkan tentang siapa yang berjalan di sisi kita, meski hanya untuk beberapa persimpangan.

 

Saya menarik napas dalam-dalam, lalu menutup jendela dengan perlahan, membiarkan tirai tetap terbuka. Kota di luar sana akan terus berpendar, jalanan akan tetap ramai, dan esok akan membawa langkah-langkah baru.

 

Namun malam ini, satu pemikiran menetap dalam benak saya, bahwa yang membuat perjalanan berarti bukan hanya pemandangan yang kita lihat, melainkan kebersamaan seorang sahabat yang menemani di sepanjang jalan.

 

“Some paths fade, but the footprints of true companionship remain.”

Part 22.

Bagikan ini:
error: Content is protected !!