0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Strength is not in holding on tighter, but in opening your hands gently to welcome others.”

 

Chloe masih menyenderkan kepala di bahu saya, napasnya tenang seperti angin pagi yang lembut. Di tengah riuh rendah suara di sekitar, kami berdua memilih diam, meresapi waktu yang terasa melambat.

 

Setelah beberapa saat hening, saya berkata nyaris seperti bisikan, “Chloe sayang, sometimes being strong doesn’t mean holding on all the time. Do you know what really makes a heart strong?” Ia menoleh perlahan, mata beningnya menatap saya dengan penuh rasa ingin tahu.

 

“Sebenarnya, kekuatan hati bukan hanya soal terus memegang erat, tapi juga tentang belajar kapan harus memberi ruang bagi hal-hal yang penting untuk tumbuh.”

 

Chloe diam, pikirannya mengembara, lalu dengan suara kecil yang sedikit bergetar ia bertanya, “Like when I’m holding Mama’s hand, but I let go a little so Sophie can hold it too?”

 

Saya tersenyum hangat, memeluknya dengan pelan, “Exactly like that. Supaya hati Sophie juga bisa tumbuh bersama.” Di antara riuh langkah orang-orang di sekitar, Chloe kembali diam.

 

Tapi kali ini, diamnya seperti sungai yang dengan sabar menerima hujan, penuh oleh perasaan yang belum punya kata, tapi tetap lembut mengalir. Ia tak lagi menawar waktu, seolah mengerti bahwa pulang pun punya caranya sendiri untuk merayakan cinta.

 

Saat itulah saya menyadari, bahwa mengajarkan anak tentang perjalanan bukan hanya soal ke mana kaki melangkah, tapi tentang bagaimana hati yang kuat tahu kapan harus menggenggam, dan kapan memberi ruang bagi yang lain untuk tumbuh bersama.

 

“A strong heart grows not just by holding on, but by knowing when to gently make room for someone else.”

Part 18.

 

Bagikan ini:
error: Content is protected !!