“Every step into the unknown is a step closer to what is meant to be seen.”
Jalan sempit berpasir membawa kami mendekat ke tepi tebing, sementara laut di kejauhan tampak seperti hamparan kaca biru yang berkilau. Mobil melambat ketika bangunan kayu mulai terlihat, berdiri tenang di atas batu kapur.
Sophie menempelkan wajahnya ke jendela, matanya berbinar melihat garis laut yang semakin jelas. Chloe bersandar ke depan, menunjuk pada perahu-perahu kecil yang tampak dari kejauhan, seperti titik putih di atas biru luas.
Nigel sudah tak sabar, tangannya membuka jendela dan menghirup aroma laut. Angin beraroma asin air laut masuk lewat celah jendela, menebarkan aroma yang khas, bercampur dengan bau lembap pepohonan di tepi jalan.
Dalam hati, saya merasakan semacam kesunyian yang tenang dan hanya dimiliki tempat-tempat yang berdiri langsung menghadap samudra. Tak lama, dive center itu tampak semakin dekat, menempel pada tebing batu dengan beranda kayu yang menghadap luas ke laut.
Dari sini, terasa seolah lautan tidak lagi menjadi pemandangan jauh, melainkan sesuatu yang begitu dekat, siap menyambut setiap langkah yang turun ke arahnya.
Teringat bahwa ada perjalanan yang membawa kita melewati jalan sempit dan terjal sebelum akhirnya sampai pada pandangan yang terbuka.
Hidup pun demikian, kadang keindahan baru menyingkapkan dirinya ketika kita berani melangkah lebih dekat, melewati rasa ragu, lalu menyadari bahwa setiap langkah sulit sesungguhnya sedang menuntun kita menuju ruang yang lebih luas.
“Courage is the bridge between a closed path and an open horizon.”
Part 19.