“The ocean does not ask you to be fearless, only to step closer and see how small your worries look beside its endless blue.”
Ombak mulai meninggi dan memantulkan cahaya pagi yang menembus awan perlahan seperti sutra tipis yang terbentang di atas air.
Dari tempat saya dan Chris berdiri, Sophie tampak kecil di antara luasnya laut, namun setiap gerakannya memancarkan keyakinan yang tenang, bukan dari dorongan untuk menaklukkan.
Angin meniup rambutnya yang di kepang ke belakang dan saat ia berdiri di atas board, sempat sedikit goyah lalu kembali seimbang. Air menyentuh kakinya, mengangkat tubuhnya, lalu menurunkannya kembali dengan lembut.
Tidak ada jejak takut di wajahnya sementara saya berdiri di tepi, dengan wajah yang masih sesekali menegang setiap kali tubuh kecilnya tergulung ombak lalu muncul kembali dan sesekali tersenyum seperti tidak pernah jatuh.
Saat itu saya mengerti, yang sering membuat kita gentar bukanlah ombaknya, melainkan bayangan yang kita bentuk sendiri di kepala. Laut memang luas, tapi tidak semua bagian perlu dihadapi sekaligus.
Ada ruang yang cukup untuk belajar, cukup untuk merasa dan cukup untuk tahu bahwa ketakutan bisa mengecil saat kita berhenti memberinya tempat untuk berkembang.
Ketika Sophie kembali ke tepi dengan senyum lebar dan pipi berona pink, ternyata bukan hanya keberaniannya yang selama ini tumbuh di laut, tapi juga keberanian saya untuk percaya bahwa ombak kini bagian dari playground-nya.
“Let the ocean remind you how small your fears really are.” – Saemin Hunim
Part 22.
