“Trust in Allah , but tie your camel”- The prophen Muhammad SAW
Dalam perjalanan hidup selama ini, salah satu halyang tertus saya asah adalah tawakkal, trust in Allah after I do my best. Tugas saya adalah berusaha hingga batas kemampuan sebagai seorang manusia dan pada akhirnya menyerahkan apapun hasil akhirnya pada Allah, sang pemilik segalanya.
Satu hal yang akhirnya saya sadari bahsa ada missinglink dalam pandangan saya selama ini yaitu mengenai kedudukan yang sesungguhnya antara usaha dan tawakkal.Dulu saya sering berkata saat menyemangati diri sendiri, “Dear me, jangan hanya tawakkal yang kamu perlu tingkatkan, usaha kamu pun harus lebih diperkuat.”
Apakah ada yang salah dengan perkataan saya waktu itu ? Sekilas tidak ada yang salah namun jika ditelaah lebih dalam, saya ternyata mengkotak-kotakkan antara kata tawakkal dan usaha.
Actually tawakkal dan usaha adalah kesatuan yang utuh bahkan tawakkal adalah bagian dari usaha dan merupakan tingkatan paling utama untuk meraup impian agar menjadi kenyataan. Disaat diterpa masalah, yakinlah :Allahu akbar bahwa Allah lebih besar dari masalah saya. Belajar berserah , bergantung dan bersandar pada Allah. Yakinlah Allah akan mengurus dan menyelesaikan masalah itu. Saya sebagai mahluk ciptaan-Nya berusaha sekuat kemampuan, namun hasil akhir adalah hak Sang pemilik takdir. Tak akan ada rasa kecewa apapun akan hasilnya kerena telah ikhlas menyerahkan segala hal sesuai ketetapan-Nya.
Bukankah apa yang telah ditakdirkan untuk saya, tidak akan Allah biarkan menjadi milik orang lain ?
Ya Allah , jadikanlah hati saya sekuat dan sesabar keteguhan dekapan doa yang mampu menyatukan usaha dan takdir.
Ya Allah, aku hanya ingin agar hatiku selalu ikhlas menerima ketentuan yang kamu berikan atas segala usahaku. Amin.
Dear me, solusi masalah itu selalu sama :
1.Sabar
2.Ikhlas
3.Usaha
4.Tawakkal
“Orang yang berdoa tetapi tidak mau berusaha adalah seperti orang yang menembakkan panah tanpa tali busur.”
Ali bin Abi Thalib
