0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“People are always so worried that people will take advantage of their kindness without realizing that you can’t be taken advantage of when you have nothing to lose”

Gary Vaynerchuk

 

Sewaktu  menimba ilmu di John Hopkins University, Baltimore, Amerika,  mama datang ke New York dalam rangka business trip. Sehari sebelum beliau tiba, saya sudah berangkat menuju New York dengan menggunakan train dari Baltimore.

 

Setelah sampai di New York, saya lalu check in di salah satu hotel yang letaknya di daerah Manhattan karena mama  sedang ada meeting di sana. Keesokan harinya, saya naik lift untuk segera turun untuk check out. Namun, kejadian buruk terjadi sesaat sebelum  tiba di lantai bawah.

 

Suasana masih sangat pagi saat kejadian itu terjadi dan cuma saya seorang diri di dalam lift. Setelah memencet tombol L, tiba-tiba dalam perjalan turun saya merasakan hentakan dan liftnya mendadak berhenti. Saya mulai panik setelah menyadari kalau liftnya ternyata mati dan langsung menekan tombol speaker phone.

 

Please help, I am stuck inside the lift

“Kami akan memanggil bala bantuan right away madame”, jawab salah seorang pegawai hotel di speaker phone.

Setelah lima menit berlalu, suasana di dalam lift makin terasa panas karena lampu dan AC juga ikut mati. Di tengah kepanikan, tiba-tiba terdengar suara dengan suara lebih nge-bass dari balik pintu lift.

“Hello, apakah kamu baik-baik saja?”, tanya seseorang dari luar pintu lift.

No, I am not okay. Saya sangat takut kehabisan udara jika terlalu lama di dalam lift. Kamu siapa?” dengan nada penasaran.

 

“Saya Rob, jangan khawatir saya akan di sini menemani kamu sampai lift ini bisa terbuka”, jawabnya tanpa menjelaskan identitas secara lengkap.

“Nama saya Sarah, nice meeting you, Rob. Oh well, sort off ”sambil tertawa kecil karena menyadari ada pembatas pintu lift di antara kami.

 

“Apakah kamu kesini liburan?” selidik Rob mencoba mengalihkan perhatian agar tidak panik.

“Saya ke New York dalam misi khusus untuk melepaskan rindu pada mama saya yang sedang business trip di kota ini. Rindu yang membuncah di dalam dada ini sudah menumpuk dan tak bisa hilang oleh kikisan waktu.” Walau panik saya masih menyempatkan diri merangkai kata.

 

“Sarah, dari gaya bahasa kamu bisa ditebak kalau kamu adalah mahasisiwi jurusan sastra. Mungkin sastra cinta” timpal Rob dengan nada iseng.

 

Nope, saya jurusan Public Health di John Hopkins University”

“Wah, public health-nya adalah terbaik di dunia mengalahkan Harvard, kamu nerdy student yah?”  Rob mencoba untuk menghilangkan kepanikan  dengan tetap bercanda.

 

Saya lalu ikut tertawa “No, saya jungkir balik dan salto kiri kanan untuk bisa lolos karena pada dasarnya saya termasuk anak yang pemalas”, sambil tertawa lepas karena rasa panik sudah sedikit hilang.

 

Kami lalu melepas canda tawa tanpa henti, sehingga waktu terasa bergulir dengan cepat dan saya mampu melupakan kegelisahan yang tadinya merambat di hati.

“Rob, kamu baik sekali and you know what, kebaikan kamu sungguh menyentuh hati saya. Saya jadi teringat akan kebaikan mama saya, dia baik kepada siapa saja bahkan pada orang yang tak dikenal” mencoba menjelaskan sambil tersedu-sedu hingga sesenggukan dan tidak bisa melanjutkan kata-kata lagi.

 

“Sarah, mama saya mengajarkan saya untuk selalu berbuat baik dan semuanya tanpa perlu adanya timbal balik”Rob mencoba menenangkan.

 

“Iya, mama saya juga selalu berkata, berbuat baiklah kepada orang tanpa karena”, kata saya menjelaskan.

 

Tiba-tiba pintu lift terbuka dan saya melihat seorang laki-laki mengenakan jas berjalan menjauh dan melambaikan tangan kepada saya. “Rob, is that you? Wait!” sambil berlari menghampiri tapi jalannya sangat cepat hingga tak terkejar. Akhirnya saya kembali ke meja resepsionis untuk check out tanpa sempat mengucapkan terima kasih kepada Rob.

 

Saya makin menyadari bahwa kebaikan haruslah tanpa mengharapkan sesuatu. Sesuatu tersebut tidak mesti kasat mata dan bisa dirasakan secara fisik. Hasrat, angan-angan serta kata-kata terima kasih yang kita harapkan dari orang yang menerima kebaikan yang kita berikan juga adalah sesuatu.

 

Sesampai  di hotel tempat mama menginap, saya semakin tidak sabar untuk langsung memeluk erat wanita yang sangat spesial ini. Ia telah mengajarkan arti kebaikan hakiki yang dibalut dengan cinta tanpa pamrih dan thanks a bunch untuk Rob−sosok misterius yang sampai saat ini masih belum saya ketahui identitasnya−karena sudah mengingatkan saya tentang hal itu.

 

 “Kindness is free, sprinkle that stuff everywhere”

−Unknown

 

March 4th, 2018

elevator

elevator elevator elevator

Bagikan ini:
error: Content is protected !!