0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“I don’t trust people who don’t love themselves and tell me, ‘I love you.’ There is an African saying which is: Be careful when a naked person offers you a shirt.”

Maya Angelou

 

Semilir angin dan cahaya rembulan yang membungkus langit kota Basel menemani perjalanan saya menuju ke Basel train station. Saat itu tanpa ditemani oleh Michael dan Tilahum, sahabat saya, tetapi bersama Claudio, salah satu teman sekelas sekaligus dokter rupawan dari Geneva  yang kebetulan juga ingin berangkat ke Zurich airport dengan menggunakan train.

 

Garis keturunan campuran Swiss dan Italy tampak jelas terlihat dari wajahnya yang merupakan perpaduan bentuk mata yang lembut, hidung dan garis bibir yang tegas khas Italy. Sepanjang perjalanan, kami terus bertukar cerita dan ternyata ia pernah bekerja volunteer di Indonesia.

 

“Rambut kamu yang hitam pekat mengingatkan akan mantan kekasih saya yang juga orang Indonesia. I think wanita Indonesia sangat cantik dan senyuman mereka sangat manis.”

Of course, jadi kamu kalau minum teh tidak perlu sugar, cukup melihat senyuman dari wanita Indonesia saja,” saya membalas dengan candaan.

 

“Oh well, senyuman kamu memang bisa bikin saya diabetes karena terlalu manis. Anyway, kami putus karena I can’t stand dengan sifat pencemburunya. May I ask,  what is your opinion about trust and love, Sarah?” Claudio tersenyum lebar saat membalas candaan saya.

 

Sebelum sempat menanggapi, kami telah sampai dan harus berpisah. Namun, saya juga agak bingung menjawab pertanyaannya sehingga announcement kalau kereta sudah tiba di Zurich airport menyelamatkan saya.

 

“Sarah, let’s continue this on Monday morning. See you.

 

Saya bergegas menaiki pesawat yang membawa diri ini semakin dekat menuju sang pujaan hati. #eaaaa

 

Roda pesawat  pun mendarat di Brussels Airport di Belgia. Chris telah menunggu di arrival area dengan sekuntum bunga tulip oranye dan sekotak chocolate yang dibungkus dan diberi pita senada dengan warna bunga di tangannya.

 

Chris lalu mengajak saya untuk menjelajahi Antwerp, kota pelabuhan terbesar kedua di Eropa setelah Rotterdam. Kota ini sungguh mengingatkan akan kota pelabuhan di Baltimore, salah satu kota tempat saya menimba ilmu di Amerika.

 

Baltimore walaupun memiliki sentuhan classic, namun sentuhan arsitektur modernnya lebih terasa. Sebaliknya, Antwerp dipenuhi bangunan bersejarah abad 16, terutama di sekitar stadhuis, berupa café dan restaurant ditambah dengan pesona Scheldt river yang aliran airnya menyejukkan mata.

 

Yang menarik dari gedung-gedung sekitarnya adalah di setiap pucuk bangunan terdapat patung mungil berbagai jenis bentuk dan ukiran, contohnya patung kapal yang menunjukkan profesi dari pemilik rumah saat itu adalah seorang pelaut atau pedagang.

 

Udara semakin dingin sehingga kami mampir di salah satu café dan memesan hot chocolate, salah satu minuman kebanggaan dari Belgia. Kehangatan hot chocolate yang  sangat padat dan kental bagaikan perpaduan lelehan dari berbagai jenis chocolate bon-bons, truffles dan pastilles, namun kenikmatan tersebut tak mampu melumerkan  hati saya.

 

Perasaan bingung masih bergelayut di hati memikirkan pertanyaan Claudio yang masih menggantung. Karena perasaan tersebut masih mendera akhirnya saya bertanya pada Chris.

 

“Chris, just out of curiousity, menurut kamu cinta itu apa?”

Love is you, Sarah. I love the way you giggle as well as the way you twist your face when you are upset. What can I say? You are the definition of love in my life.”

 

“Apakah kamu akan pernah menyerah with our love?” Saya makin penasaran.

“Sarah, I’ll never give up on the person that makes me smile for no reason therefore I’ll never give up on you. Anymore question?” Chris menerangkan tetap dengan suara sangat lembut.

 

“Hmm, last question, bagaimana cara kamu bisa memercayai saya?”

 

“Apakah kamu masih ingat perbincangan kita dahulu di Schiphol airport? Trust, it goes the same as love. I need to love myself first before I can love you, therefore I need to trust myself first before I can trust you. You know what, it is hard to give something if we don’t have it. Jika dari awal saya tidak bisa memercayai diri saya sendiri, how can I trust you.”

 

True, thank you for the cute reminder, Chris.” Hati saya langsung meleleh, jauh lebih lumer dari hot chocolate yang sedang saya nikmati.

 

 “Not trusting anyone protects you from getting hurt but it also sView Posttops you from finding the one.”

Sonya Parker

 

August 8th, 2018

My story about love yourself first before you can love others.

“Dear me, Make Peace with the Mirror”

 

trust

Bagikan ini:
error: Content is protected !!