0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“True beauty lies not in what is filled, but in the spaces that surround.”

 

Saat duduk di ruang baca National Diet Library, tenggelam dalam keheningan yang begitu nyata, pikiran saya tiba-tiba melayang pada concept Jepang yang pernah saya dengar: Ma.

 

Rak-rak tinggi yang tersusun rapi, bahkan keheningan yang mengisi ruangan ini, semuanya seolah-olah menghadirkan konsep Ma dengan sendirinya. Saat menelusuri rak buku, sebuah buku tentang Ikebana menarik perhatian.

 

Meskipun bukunya berbahasa Jepang tapi tetap mengambilnya dan mulai membuka halaman demi halaman. Di dalamnya terdapat gambar rangkaian bunga yang luar biasa indah. Setiap tangkai, setiap kuntum, dan setiap ruang kosong di antaranya seolah sengaja diciptakan.

 

Walaupun hanya melihat gambar-gambar, cukup untuk membuat saya berpikir, ini adalah concept Ma. Ruang kosong di antara bunga-bunga ada untuk memberi makna pada keseluruhan rangkaian. Tanpa ruang itu, keindahannya mungkin terasa sesak, kehilangan harmony.

 

Saya terus memperhatikan dan mulai memahami bahwa Ma bukan hanya tentang ruang fisik. Konsep ini melibatkan cara kita melihat sesuatu, memberi jeda, dan menyadari bahwa keindahan sering kali terletak pada apa yang tidak kita isi.

 

Sama seperti keheningan library ini, ruang di antara bunga-bunga itu mengajarkan saya bahwa jeda bukanlah kekosongan, melainkan element yang memberi keseimbangan.

 

Di library ini, saya belajar bahwa kehidupan, seperti ikebana, bukan hanya tentang seni, tetapi juga tentang memberi ruang bagi diri sendiri, untuk merenung, untuk belajar, dan menemukan harmony dalam setiap derap langkah perjalanan.

 

“Balance is not achieved by filling every space, but by recognizing the power of emptiness.”

Part 6.

 

Bagikan ini:
error: Content is protected !!