0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

Isatou Ceesay lahir pada tahun 1972 di sebuah desa kecil di Gambia, Africa. Sewaktu masih masa kanak-kanak  hingga beranjak remaja, ia menggunakan keranjang anyaman untuk membawa barang ke dan dari pasar. Di saat keranjangnya pecah, ia mengambil kantong plastik dan mulai menggunakannya. Dia menyukai betapa kuat dan ringannya kantung plastik tersebut.

 

Orang lain di Gambia  berpikiran yang sama dan melihat manfaat yang sama yang terdapat pada kantong plastik. Segera, orang-orang mulai menggunakan tas tersebut dan tahun demi tahun, pemakai kantung plastik di Gambia bertambah banyak.

 

Masalahnya adalah mereka tidak menggunakan kembali tas tersebut dan langsung membuang dan melemparnya ke tanah. Di Afrika, adalah sesuatu yang normal jika wanita membuang sampah keluarga di belakang rumah mereka sehingga tas plastik bertumpuk di belakang rumah mereka masing-masing.

 

Sewaktu kecil , Ceesay terpaksa putus sekolah pada usia muda namun hal tersebut  tidak membiarkan apa pun menghentikannya tekadnya untuk tetap berkembang dan tetap belajar dari lingkungan sekitar serta tetap berani  mengambil tindakan.

 

Isatou Ceesay sang Queen of Recycling

Ia dijuluki “Queen of Recycling,” karena sebagai aktivis yang memulai gerakan daur ulang yang disebut One Plastic Bag di Gambia. Ia mendidik wanita di Gambia untuk mendaur ulang sampah plastik  menjadi pendapatan bagi diri mereka sendiri. Plastik memang merupakan  salah satu pencemar terburuk pada lingkungan. Ceesay berfungsi untuk mendidik warga tentang daur ulang dan mengurangi jumlah limbah yang dibuat.

 

Dia mendirikan sebuah proyek yang menciptakan benang plastik dan membentuk kantong-kantong dari limbah yang terbuang dan telah menjadi sampah. Tidak hanya proyeknya yang secara dramatis mengurangi jumlah sampah di desanya, tetapi juga  mampu mempekerjakan ratusan wanita Afrika Barat dan memberi mereka pendapatan bulanan. Dampaknya sungguh positif bagi penduduk desa setempat.

 

Gerakan itu dimulai pada tahun 1997 oleh Isatou dan empat wanita lain, Pusat Daur Ulang N’Jau,di desa asalnya di utara Gambia. Pada awalnya gerakan ini memiliki misi untuk mendidik rekan-rekan desa mereka tentang perlunya mengambil alih kembali sampah dan melakukan daur ulang plastik, daripada membiarkan sampah tersebut menumpuk di belakang rumah mereka.

 

Isatou Ceesay dan Tantangan yang Dihadapi

Dengan berjalannya waktu, gerakan tersebut menjadi besar dan mampu menghidupi dan memberi penghasilan kepada wanita di sekitar dan juga mampu mengurangi sampah plastik secara drastis di Gambia. Mengumpulkan sampah tetap penuh perjuangan karena tidak selamanya sampah tersebut kering dan mudah di kumpulkan. Di saat musim  hujan, sampah plastik menjadi basah dan susah untuk di ambil dan setelah bisa di ambil tetap butuh kesabaran untuk mengeringkan terlebih dahulu sebelum bisa di olah. Ia menjelaskan bahwa di saat musim hujan membuat kegiatan pengumpulan sampah akan lebih sulit.  Sampah plastik tentunya akan  basah sehingga perlu dikeringkan sebelum bisa di gunakan.

 

“Sebagai kebiasaan, orang-orang terbiasa menuangkan sampah mereka di belakang rumah mereka, dan karena itu tidak terlihat, mereka melupakannya. Tapi efek buruk kembali mengetuk pintu Anda dengan sangat cepat: udara kotor, penyakit berkembang. Di Afrika, kami mengatakan bahwa ‘jika rumah Anda bersih tetapi tetangga Anda tidak, maka Anda juga tidak sehat’. ”

 

Dia sangat aktif dan telah bekerja untuk kantor Korps Perdamaian AS di Gambia, organisasi Swedia Future in Our Hands, dan sebagai konsultan untuk organisasi pengembangan. Proyek daur ulangnya, yang dimulai pada tahun 1998 di tengah-tengah banyak perlawanan dan ejekan, masih dan makin  berkembang hingga saat ini.

 

Pada  tahun 2012, ia dianugerahi penghargaan “Difference Maker” TIAW di Washington, DC, Amerika Serikat. Dia tetap  rendah hati dan tidak sombong walaupun ada buku yang ditulis tentang dirinya dan berharap hal tersebut akan mengilhami orang lain untuk bergabung atau dapat menjadi pembuat perubahan di komunitas mereka sendiri.

 

Selama 17 tahun, Isatou Ceesay telah memberdayakan perempuan, dan berkontribusi pada salah satu masalah paling penting di sekitar pemborosan dari plastik.

 

skip to 1:06 for the story to start

 

isatou ceesay isatou ceesay isatou ceesay isatou ceesay isatou ceesay

Bagikan ini:
error: Content is protected !!