“If you get tired, learn to rest, not to quit.” Banksy
Kota Phnom Penh yang merupakan bekas kolonial Perancis sempat dikenal sebagai Paris dari Asia karena kotanya yang menawan. Setiap sudutnya masih tersimpan kerlipan romatic setelah di bangun oleh Perancis selain dua negara Indochina lainnya yaitu Laos dan Vietnam.
Siang itu sangatlah terik dan saya tak henti meneguk coffee dingin hingga tetes terakhir walaupun biasanya lebih suka menikmati secangkir warm tea. Sengatan matahari semakin kuat karena venue tradeshow di dalam tenda besar dengan hanya mengandalkan AC alam alias angin semilir.
“Mbak Pats, kepalaku sakit sekali dan lemas.” Menengok mbak Patsy yang boothnya bersebelahan sehingga kami membuka sekat booth agar bisa bersama.
“Pulang saja dulu, tidur sebentar. Nanti boothnya aku yang jaga, kalau ada inquiry, saya kasih name cardnya.” Mbak Patsy tersenyum lembut.
“Tidak usah, mbak . Aku kuatkan diri saja lagipula belum ada buyer seharian malah pulang untuk tidur .” Tetap mencoba bertahan walau kepala rasanya mau pecah dan seluruh sendi terasa lemas. Tubuh terasa remuk karena tak henti transit dari satu negara ke negara yang lain.
Satu jam berlalu, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti saran mbak Patsy untuk memejamkan mata sejenak sebelum kembali ke venue. Lima jam kemudian saya sudah kembali ke venue dengan penuh semangat ibarat brand new laptop dengan battery yang fully charged.
Terkadang, rasanya ingin menyerah ketika usaha belum membuahkan hasil. Pilihan untuk menyerah bukan karena saya merasa tidak mampu melakukannya, sebaliknya karena tenaga dan semangat sudah habis untuk melanjutkan perjalanan.
Oh well, if I feel fatigued on my journey of life, I better stop for a while and get some rest. Resting my body and mind will help to reset my energy and help me to regain my strength not only to continue but to reach the end.
“There is virtue in work and there is virtue in rest. Use both and overlook neither.” Alan Cohen
