0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“Some people grow quiet not because they’re lost, but because they’ve made peace with no longer needing to be understood.”

 

Saya sempat berdiri sebentar sebelum benar-benar melangkah pergi. Dari jauh, tak ada yang berubah, meja itu tetap sederhana, sapu tangan tetap dilipat, dan ia tetap diam. Tapi dalam keheningan itu, ada sesuatu yang terasa utuh.

 

Beberapa pejalan lalu-lalang di sekitarnya. Ada yang menoleh sebentar, lalu melanjutkan langkah. Ada juga yang lewat tanpa melihat sama sekali.

 

Tapi ia tak tampak terganggu. Seolah telah paham bahwa tidak semua perhatian berarti penerimaan, dan tidak semua abaian yang menyakitkan perlu dikejar dengan penjelasan.

 

Ia tetap melipat sapu tangan, satu per satu, dengan kesabaran yang tenang. Tak tergesa dan tak mencari sorot mata siapa pun. Ia hanya hadir, di meja sederhana itu setiap hari.

 

Dan dari kejauhan itu saya mengerti bahwa ada orang-orang yang tak memaksa sekeliling untuk menoleh. Bukan karena merasa kecil, tapi karena mereka telah menemukan damai dalam kesendirian yang tidak gaduh.

 

Mereka tahu bahwa kehadiran tidak harus ramai untuk jadi bermakna. Bahwa menjadi cukup bagi diri sendiri pun adalah bentuk keteguhan yang tak perlu disorakkan.

 

Sebagian orang menjahit harapan, sebagian lainnya melipat luka hingga menjadi tenang. Tapi di antaranya ada yang seperti penjual itu, hanya diam, menjaga ruang dalam diri agar tetap utuh dan itu pun tak kalah hening keindahannya.

 

“Some silences are not empty. They belong to those who have explained enough and now choose peace over persuasion.”

Part 42.

Bagikan ini:
error: Content is protected !!